APA INI ?

115 15 4
                                    

"sudah siap?" Tanya seorang laki laki tampan yang ada di depan pintu pemilik rumah sederhana ini.
"Sudah oppa, hari ini kita kemana?" Tanya nya sambil membenarkan tas yang dia sandang
"Bagaimana taman kota?, Sudah lama kan kita tidak pergi kesana semenjak kau koma?"
"Ah ne oppa, aku juga rindu milkshake yang ada di pinggir taman itu, ah segar sekali membayangkan greentea saat ini"
"Ne ne ne, jangan di bayangkan Sekarang lebih baik kita pergi dulu, aku takut waktu kencan kita berkurang, aku merindukan mu"
Keduanya kemudian memasuki mobil dan meninggalkan pekarangan rumah menuju taman kota yang akan mereka kunjungi. Sepanjang perjalanan mereka saling bercanda.
SeokJin menggenggam tangan Min Jae penuh kasih , sesekali mencium punggung tangan nya. Dan yang dicium tentu saja hanya bisa malu.

Sudah 20 menit perjalanan akhirnya mereka tiba di taman kota.
"Mau kesana chagi?" Jin menunjuk tempat duduk yang ada di dekat air mancur.
"Ah ne, lebih baik duduk Disana sambil melihat air mancur" keduanya kemudian duduk di tempak yang jin tunjuk tadi. 2 menit tidak ada perkataan yang mereka keluarkan , hanya diam sambil memandang air mancur dan sekitar taman.

"Oppa?, Apa aku bisa sembuh ? Apa kita bisa menikah? Apa kita bisa hidup bahagia bersama keluarga kecil kita nantinya" Min Jae memulai obrolan dengan menanyakan banyak pertanyaan pada Seokjin.
"Pasti, kau pasti bisa chagi, apapun hasil nya kau harus berusaha untuk sembuh, aku akan selalu ada di samping mu, menemani mu setiap usahamu untuk sembuh" Jin menggenggam erat kedua tangan Min Jae sambil tersenyum menatap kekasihnya itu.

" Jangan berfikir kemungkinan yang tidak baik, lebih baik berfikir positif , semuanya akan kita lewati bersama" lagi lagi jin menyakinkan Min Jae.
" Oppa, seandainya aku tidak sembuh dan aku pergi, aku harap ada orang yang akan menggantikan posisiku dengan lebih baik, aku harap dia akan membuat oppa tidak kesusahan seperti bersama ku, aku rasa selama ini waktu bersama kita tidak berkesan" min Jae menunduk lemah , air matanya jatuh seketika. Apa yang di katakan sebenarnya menyakiti hatinya sendiri, tapi apa boleh buat , perkataan itu harus ia katakan karna ia takut jika ia benar-benar pergi Jin akan merasa sangat kehilangan dan kesepian.
"Chagia!! , Kan aku sudah bilang berfikir lah positif, kau mau aku bahagia kan? Ayo sembuh dan menikahlah dengan ku setelah aku wisuda dan mengambil alih pekerjaan appa ku"
" Ne oppa, maafkan aku , aku sedikit takut, itu bisa jadi kemungkinan"
Jin memeluk min jae erat. Yang di harapkan kencan nya kali ini lebih banyak bersenang senang , malah menjadi melow dengan mengatakan kemungkinan yang akan membuat keduanya hancur.

*****
Air mata Jisoo tidak henti-hentinya mengalir di pipi chubby nya. Apa yang ia dengar di taman tadi sangat mengejutkan, Tentu saja sangat menyakitkan dan melukai hati nya.

Ternyata apa yang ia lihat kemarin itu benar Jin? Tapi kenapa Jin berbohong saat itu? Kenapa tidak jujur saja?
Lalu sejak kapan mereka bersama?
Ah yang pasti saat ini Jisoo merasa kalah start sejak awal, cinta pertama nya saat bangku kuliah ternyata sudah memiliki kekasih.

"Jisoo kenapa menangis nak?"  Tiba tiba saja ibu sudah masuk ke kamar ku. Ah memalukan ,apa yang harus aku katakan pada ibu sekarang, kan tidak lucu perasaan yang belum di mulai sudah kandas di awal rencana.
"Ibu sejak kapan ada di kamarku?"
"Baru saja,tadinya ibu mau ke kamar ayah mu memberikan kopi itu, tapi dari arah kamarmu terdengar suara isakkan , ayo cerita kan pada ibu apa yang membuat anak gadis cantik ibu ini sedih"
Aku mendekati ibu yang ada di pinggir ranjang tidur ku, memeluk pinggang ibu dari samping sambil menyandarkan kepala ku di dada ibu.
Bagaimanapun akhirnya aku benar-benar harus Certia pada ibu.

"Hem ibu, apa salah jika kita mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih?, Jadi ceritanya aku seakan-akan seperti pemeran yang jahat, tapi jujur saja ibu, aku bahkan dari awal mengenalnya , setau ku dia tidak memiliki kekasih, Bahakan setiap harinya , kerjaannya cuma mengganggu ku"

"Ah ibu tau siapa ini, Jin kan?, Kim Seokjin?, Oh ternyata dia yang bisa membuat anak kuat ibu ini menangis"
Ah tidak belum apa apa saja ibu sudah paham siapa yang sedang ku maksud.

"Jadi begini sayang, perasaan itu muncul pada saat kapan saja, dimana saja,dan pada siapa saja tanpa kita sadari sekalipun, dia bahkan tidak mengingat waktu, anak ibu Jisoo yang paling cantik, Jisoo tidak salah sama sekali , karena anak ibu pun tidak tau selama ini siapa wanita yang jin kencani, mau dengar sebuah kejujuran? Tapi sebelumnya maukah Jisoo memaafkan ibu? "
" Maksudnya Bu? Kenapa ibu meminta maaf? " Tiba-tiba ibu memeluk ku Erat, tangan nya sekali kali membelai rambut hitam panjang ku.
"Tolong Bu apa maksudnya ini?"
"Maafkan ibu Jisoo sayang, awalnya ibu kira selama ini Jisoo tidak menaruh perasaan apapun pada jin, selama ini ibu menyembunyikan semua nya dari mu"

aku masih saja diam menunggu ucapan  ibu selanjutnya.
Sampai akhirnya aku menangis sejadi jadinya di pelukan ibu, aku tidak tau kenapa ini sangat menyakitkan sekali .
********

Hai pembaca wattpad ku , mohon dukungannya nya ya dengan memencet tombol bintang di bawah ini. Bila ada yang kurang bisa kalian sampaikan melalui kolom komentarn yang ada di samping tombol bintang .
Terimakasih semoga buku ini bisa membuat pembaca senang❤️🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't say goodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang