Bukan seorang Jeon Jungkook jika dirinya memilih kabur saat sudah tertangkap basah seperti ini. Dengan beribu kali, ia mencoba memasang wajah senatural mungkin.
Tangannya terulur untuk membuka pintu mobil lalu berjalan santai agar setidaknya martabat yang ia bangun susah payah sejak lahir tidak jatuh begitu saja di depan gadis hongkong ini.
Sedang Tzuyu, tatapan gadis itu masih sangat mengintimidasi objek di depannya hingga kini keduanya tepat berada saling berhadapan.
"Seingat ku kita tak punya kepentingan apapun," kata-kata yang terlontar lembut namun syarat akan batas Jungkook yang berani sekali mengikutinya.
Dengan memasukkan kedua tangan ke dalam kantung celana, Jungkook mencoba membangun lagi wibawanya yang ia rasa sudah berada di ujung tanduk karena gadis ini. Ia menggaruk alisnya yang tak gatal seraya tersenyum tipis.
"Aku mengikuti mu hanya untuk meminta maaf," ucapnya bak kapas tertiup angin. Meskipun begitu, Tzuyu tetap dapat mendengarnya dengan jelas. Hatinya sedikit menaruh apresiasi, laki-laki itu mengikutinya sejauh ini hanya untuk meminta maaf? Padanya?
"Pertemuan kita tak pernah terjadi dengan baik. Dan jika takdir mempertemukan ku dengan mu lagi, aku hanya berharap semoga tak seburuk seperti sebelumnya." Jungkook mengatakan itu dengan tak henti melepas garis lengkung karena kedua sudut bibirnya tertarik keatas.
"Ekhm," seraya berdeham Tzuyu mencoba membangun lagi batas angkuhnya, tak dapat dipungkiri ucapan Jungkook sedikit mengambil atensi gadis Chou.
"Permintaan maaf diterima. Dan silahkan pergi dari sini." Kalimat itu keluar dengan dingin dan tidak ada ketulusan disana. Apalagi saat mengatakan itu, ia sengaja mengangkat wajahnya, menunjukkan bahwa disini ia lebih dominan.
Jungkook berdecih, seumur hidup baru kali ini ia merasa seseorang sangat-sangat tidak menginginkan kehadirannya, dan lagi tatapan itu. Hey, terakhir kali kau bahkan menarik ku lalu-- ah lupakan. Dan sekarang, ia yakin bahwa di mata gadis ini ia sudah terlihat seperti sampah masyarakat.
"Jangan melamun tuan, kau hanya perlu pergi dari sini segera." Tzuyu menekankan lagi bahwa kehadiran Jungkook sama sekali tak ia harapkan.
Bersamaan dengan itu, dari arah belakang, Mina dan Jihyo berjalan beriringan, keduanya nampak membawa masing-masing papers bag yang rupanya berisi belanjaan.
Dua gadis itu sama-sama terperangah menemukan sosok asing Jungkook, meskipun jika diperhatikan lebih detail, wajahnya juga sedikit familiar dalam benak mereka.
Jihyo tahu bahwa sesuatu telah terjadi di antara keduanya sebelum ia dan Mina datang, Jihyo mencoba mengalihkan suasana yang ia juga tidak tahu mengapa aura di sekitar mereka menjadi sangat dingin.
"Kenapa diluar? Apa kau tidak membawa kunci?" Tanyanya pada Tzuyu.
Sedang gadis itu hanya menggeleng, matanya masih menatap lekat Jungkook, ia berharap dengan tatapan itu otak cerdas pemuda menyebalkan ini akan mengerti bahwa ia tak diinginkan disini.
Tanpa berkata apapun, Jungkook memutar langkahnya, ia seolah mengerti melalui telepati yang Tzuyu tunjukkan padanya. Namun sebelum kaki pemuda itu semakin jauh, Tzuyu mengucapkan kata terakhir sebagai salam perpisahan sekaligus peringatan mutlak. "Jangan lagi datang kemari, apalagi mengikuti ku seperti penguntit!"
🌷
Mina menatap iba kedua saudarinya di meja makan mereka. Mendadak selera makannya juga hilang. "Bagaimana pun kau harus menemui mereka Eonni," ucap Tzuyu tulus seraya tangannya bergerak memegang jemari Mina.
"Kita sudah bekerja keras untuk mengumpulkan uang, dan akan terkuras sangat banyak jika hanya aku saja yang memakainya," balasnya dengan nada penuh rasa tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swindlers Newbie [JJK & CTY]
FanfictionMengecam sulitnya hidup bukanlah hal tabu. Mengejar mimpi? Bertahan saja sudah bagus. Urusan cinta? Jangan tanyakan tentang hal itu. Diantara mereka sudah ada yang muak, bertekad tidak akan menikah bahkan membenci laki-laki. "Dia penipu dan aku tak...