'Tik! Tik!'
'Ctak!'
"Ukh... Patah lagi ya... " Ucap Akagi pelan dalam kebosanan.
Akagi Michinari, pemuda yang kini menginjak bangku kelas 3 di SMA Inarizaki dan memegang posisi libero pada klub bola voli Inarizaki itu sedang dilanda kebosanan.
Jam kosong, atau yang sering dibilang Jamkos, sedang melanda kelasnya hari ini lantaran guru yang harusnya masuk saat ini sedang sakit. Tugas yang diberikan oleh guru tersebut untuk dikerjakan pun sudah dikerjakan olehnya sejak minggu lalu.
Akagi lantas menghela nafas bosan, dirinya kemudian meregangkan badannya sebentar lalu mengambil handphone miliknya beserta headset bluetooth miliknya yang selalu ia bawa kemana-mana.
Dibukanya aplikasi yang menyediakan musik secara online di hpnya, lalu menyetel salah satu lagu disana.
"Baby want you to stay with me~
Don't leave me~
bibarami geuchil ttaekkaji... "Iya, lagu siapa lagi kalau bukan Day6.
Iya, Akagi masuk tim galau nyetel Day6, biarpun Akagi galau atau nggak juga tetep disetel.
"Hngh... Hoam..." Akagi menguap lebar. Sudah suasana kelas tenang dan membosankan, ditambah Akagi yang menyetel lagu Day6 yang cukup mellow, membuat Akagi ingin memejamkan matanya sesaat.
Dilipatnya kedua tangannya di atas meja dan ditenggelamkannya kepalanya diantara tangannya, "Selamat tidur," Bisiknya pelan pada dirinya sendiri sebelum kemudian dirinya terlelap dalam buaian mimpi.
.
.
|
"Hoam.... Ukh.... " Akagi menguap, wajah kalem terbentuk sesaat dia masih berusaha mengumpulkan nyawa dan mengingat dia mimpi apa sebelumnya.
Dikuceknya matanya dan disipitkan menatap ke arah jam, seketika mata bermanik kucingnya membelalak kaget, "ASTAGA SUDAH JAM SEGINI! AKU PASTI TELAT KEGIATAN KLUB!" Teriaknya kalap sambil langsung membereskan beberapa barangnya dan langsung berlari menuju ke arah aula voli.
.✨️🏃♀️.
"Maaf, Kita-kun!" Ucap Akagi seraya membungkukkan badannya di hadapan Kita yang baru saja selesai mengunci pintu aula voli.
Kita tersenyum tipis, "Tidak apa, Akagi. Yang namanya manusia tentu tidak luput dari kelalaian. Kali ini aku maafkan, lainkali jangan lagi ya, kalau lelah izin saja dulu. Sekarang pulang dan beristirahatlah, ya," Ujar Kita lembut. Akagi mengangguk, setelahnya izin pergi untuk pulang.
.✨️🚶.
"Huft... Tadaima.... " Ucap Akagi saat masuk rumahnya yang sepi seperti biasa.
'Pasti sudah berangkat duluan lagi,' Batin Akagi lelah. Dirinya langsung merebahkan diri di sofa ruang tamu dengan satu tangan ia letakkan di atas dahinya.
"Sepi ya... Lapar juga... " Ujar Akagi miris. Suara perutnya yang meraung meminta makan pun tidaknya ia gubris, malah ia membaringkan badan ke sisi kanan sofa dan mencoba untuk tidur lagi.
"Kalau lapar ya makan dong, Nii-chan,"
Akagi masih memejamkan matanya, hanya membalasnya dengan gumaman. Pemilik suara yang merasa tidak dianggap itupun kembali membuka suaranya, "Aku sudah membuatkan makanan. Nii-chan tidak mau makan?"
"Nanti saja, (Name)," Balas Akagi.
"TUNGGU, APA?! (NAME)-CHAN?!!" Kaget Akagi terlonjak dari posisinya awal. (Name) memasang tampang datar atas kelakuan kakaknya ini.
Akagi berdiri dan langsung memeluk (Name), mengabaikan mangkuk yang berada dengan apik di atas meja dengan uap mengepul dari soto betawi buatan (Name) yang baru saja dihangatkan.
"(Name)-chan, sudah sejak kapan disini?" Tanya Akagi. Ditatapnya lamat wajah adiknya itu penuh rindu. (Name) tersenyum, menatap wajah kakaknya yang benar-benar berubah sejak terakhir kali dia ingat saat berumur 3 tahun, "Sejak tadi siang. Aku kesini bersama baa-san kok. Nii-chan makan dulu saja ya sotonya, keburu dingin," Ucap (Name) lembut sambil mengajak Akagi duduk, kemudian memberikan mangkuk berisi soto betawi ke arah Akagi.
Akagi menerimanya, "Selamat makan," Ucapnya sebelum mulai memasukkan suapan-suapan soto itu ke dalam mulutnya.
"Inwi (Nwame)-chwan sendiri yawng bwikin?" Tanya Akagi. Setelah menelan makanannya, "Terima kasih makanannya," Ujar Akagi senang.
(Name) tertawa lembut, "Tentu saja. Lainkali telan dulu ya, Nii-chan," Ujar (Name) kemudian mengambil tisu yang tersedia di atas meja ruang tengah dan mengelap sisi bibir Akagi yang kotor. Akagi memerah malu atas tindakan adiknya, direbutnya tisu itu dari tangan (Name) dan segera di lapnya sendiri.
"Huft, aku ini tidak cocok menjadi kakak, ya," Ujar Akagi, "Bahkan saat makan saja masih saja berhamburan seperti anak kecil," Lanjutnya kesal. (Name) terkekeh, mencubit pipi Akagi, "Siapa bilang begitu? Aku saja tidak bilang kalau Nii-chan tidak pantas menjadi kakak. Malah aku senang Nii-chan menjadi kakakku, heheheh," Kekeh (Name).
"Mumumu... (Name), mau menemaniku menonton film malam ini?" Tanya Akagi. (Name) mengangguk senang, "Tentu saja," Ujarnya.
.✨️🌕.
Malam berdamping, bintang bertabur, bulan berpijar, mendengarkan celotehan kedua saudara berbeda genre itu.
Tak perlu memiliki kekasih untuk bahagia, tak perlu menjadi kaya untuk bahagia, tak perlu menjadi orang yang berada di atas dan diagung-agungkan untuk bahagia.
Bisa menghabiskan waktu bersama keluarga adalah hal yang paling Akagi syukuri saat ini.
___________________________
A/n:
Setelah saya lihat-lihat....
INI KENAPA DAFTAR MY LIL' SISNYA HAMPIR SEMUANYA GAREM SAMA DINGIN CUY???
nngis, konoha sama akagi menjadi perdebatanku kemaren malam huhuhu.
Well then, see u next chapt👀✨️
19/12/20
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil' Sis | Akagi Michinari
Fanfiction"Nii-chan itu ya... baik, lembut, perhatian, sangat menyenangkan dan menenangkan.... Ah... Nii-chan memang kakak idamanku," -Akagi (Name)