Bagaimana jika ia yang kukagumi mencintai diriku?
Aku membuka mataku perlahan dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 8.30. Seketika aku langsung lompat dari kasurku dan segera mandi. Setelah mandi, aku bergegas menuju kampus. Setibanya aku di kampus, aku segera berlari ke kelas.
"Permisi pak, maaf saya terlambat," ucapku kepada dosenku yang sedang mengajar.
"Aduh kamu Aeleasha Iswara sudah berapa kali kamu terlambat? sekali lagi kamu terlambat saya tidak akan izinkan kamu mengikuti kelas saya," ucap dosenku kepadaku dengan nada suara yang tinggi.
"Iya maaf pak, saya janji enggak bakal terlambat lagi," ucapku kepada dosenku sambil melangkahkan kaki menuju tempat biasa aku duduk.
Ya namaku adalah Aeleasha Iswara biasanya aku di panggil Asha. Aku memang sering sekali terlambat karena masih belum terbiasa dengan dunia perkuliahan yang jam masuknya berubah-ubah. Saat aku duduk, aku melihat sekelilingku. Namun, aku tidak menemukan sahabatku Naura. Aku segera mengirimkan pesan kepadanya untuk menanyakan keberadaannya.
*Whatsapp*
Asha : Nau
Asha : P
Asha : P
Asha : lu dimana kok enggak ada di kelas?
Namun, Naura tidak membalas pesanku. Setelah kelas berakhir, Naura meneleponku.
"Halo Nau, lu dimana?" tanyaku kepada Naura sambil berjalan mengarah ke kantin.
"Halo maaf dengan siapa saya berbicara? Saya dari pihak one hospital mau memberitahu bahwa saudara Naura Puri sedang berada di rumah sakit one hospital karena baru saja mengalami kecelakaan." Ucap pihak rumah sakit di telepon itu kepadaku.
"Hah, ini beneran?" jawabku kepada pihak rumah sakit dengan nada terkejut
"Iya tolong saudari segera menuju ke sini ya terima kasih," ucap pihak rumah sakit itu kepadaku sambil menutup telepon itu.
Aku terkejut mendapat telepon seperti itu. Aku segera bergegas menuju rumah sakit tersebut. Setibanya aku di rumah sakit tersebut. Aku segera menuju tempat informasi untuk bertanya dimana Naura berada.
"Sus, mau nanya tempat orang yang baru saja kecelakaan dimana ya?" tanyaku kepada salah satu suster.
"Oh... Itu ada di ruang UGD dari sini lurus aja nanti UGD ada di sebelah kanan, oiya dek ini ada titipan nomor telepon yang nabrak temen kamu itu," jelas salah satu suster kepadaku sambil menunjukkan arahnya.
"Oh... Oke, terima kasih sus," jawabku kepada suster sambil berjalan ke arah yang telah ditunjukkan.
Aku segera berjalan menuju ruang UGD. Setibanya di ruang UGD tersebut, aku menunggu diluar dan menghubungi mama dan papa Naura. Tak lama dokter keluar dari ruang UGD.
"Halo dek, anda siapanya korban ya?" tanya dokter kepadaku.
"Saya sahabatnya dok," jawabku kepada dokter dengan muka panik.
"Oh... Apakah kamu sudah enghubungi orang tua atau kerabat dari korban?" tanya dokter kepadaku.
"Sudah dok, mereka sudah dalam perjalanan," jawabku kepada dokter sambil menenangkan diri.
"Oke saya akan kasih tahu setelah orang tua dari korban datang," ucap dokter kepadaku sambil meninggalkanku.
Rasanya hatiku berdetak sangat kencang. Aku berusaha menelepon orang yang telah menitipkan nomor teleponnya. Namun, orang tersebut tidak mengangkat teleponku. Tak lama orang tua Naura tiba dan segera menemui dokter. Setelah menemui dokter, aku menanyakan kepada mama Naura apa yang terjadi dengan Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Lucky I am
RomanceCerpen ini merupakan tugas akhirnya dari Universitas Multimedia Nusantara pada mata kuliah creative writting and story telling dengan dosen pembimbing kami Ibu Niknik M. Kuntarto.