satu

256 32 9
                                    


❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️

"Sudah bertemu fotografer baru?".
Sungmin mencolek bahu Seokjin yang sedang mengerjakan desain di laptopnya.

"Sudah dapat memangnya? Secepat itu? Kita lagi ngomongin pengganti Eojii kan?".

Sungmin mengangguk sambil menyesap kopi dalam mug yang dipegangnya.

"Orangnya gini!". Sungmin mengangkat ibu jarinya yang bebas ke atas, menunjukkan sosok fotografer baru yang penampilannya pasti oke.

"Kau sudah bertemu?". Tanya Seokjin, mau tak mau mengalihkan fokusnya dari layar laptop ke wajah Sungmin.

Sungmin hanya tersenyum, mengangkat satu alisnya, mengedipkan sebelah matanya genit.

"Pokoknya sempurna". Jawab Sungmin sambil terkekeh, lalu pergi menjauh dari meja kerja Seokjin.

***

"Seokjin! Datang ke ruangan ku sekarang, ada yang ingin ku kenalkan denganmu".

Direktur Park memanggil dari pintu ruang kerjanya ketika Seokjin baru saja datang dan meletakkan tas di atas kursi.

Pria tampan tersebut bergegas menghampiri dan masuk kedalam kantor atasannya.

Nampak direktur Park sedang berbincang dengan seseorang, yang duduk membelakangi pintu.

Seokjin sempat tertegun sebentar, dari belakang sosok tersebut terlihat sangat familiar di matanya.

Familiar untuk dihindari dan dibenci. Jantungnya mulai berdebar, berharap sosok tersebut bukan orang yang sedang diduganya.

"Oh Seokjin, perkenalkan fotografer baru kita, yang menggantikan Ong Eojii".

Direktur Park, tersenyum pada Seokjin dengan tangan yang menunjuk pada sosok yang tengah duduk di hadapannya.

Sosok tersebut membalikkan tubuhnya untuk melihat pada Seokjin hendak menyapa, namun malah terdiam.

Sedangkan Seokjin , jantungnya nyaris saja berhenti.

Apa yang diduganya benar-benar terjadi.
Dia, si fotografer baru itu adalah sosok yang sangat familiar bagi Seokjin.

Ya! Familiar untuk dihindari dan dibenci.

***

"Hai Hyung".
Soobin adik Seokjin berjalan turun dari tangga dan langsung menuju meja makan, tempat kakak dan ibunya sudah bersiap menunggu untuk sarapan bersama.

"Hari ini masih ada les?".
Seokjin mematai sang adik yang sedang berkutat dengan dasi di lehernya.

"Huh? Apa Hyung?". Tanya soobin yang kurang memperhatikan perkataan kakaknya.

"Les, hari ini masih ada les?". Ulang Seokjin.

"Masih sih, tapi nggak sampai sore, paling sampai jam tiga".

Soobin mulai menggigit sandwich yang disodorkan oleh eomma nya.

"Jangan terlalu manja seperti itu, kau sudah hampir tujuh belas tahun, berhenti minta disuapi saat makan".

Seokjin melirik adiknya yang tengah mengunyah sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ini kan supaya cepat saja Hyung, soalnya aku lagi buru-buru". Kilah Soobin.

"Maka dari itu, lebih rajin lah bangun pagi supaya tidak terburu-buru!".

Soobin hanya memandang pada kakak lelakinya. Kemudian mendengus lemah supaya tak sampai tertangkap dengar oleh kakaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crystal SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang