Halo bertemu saya kembali⛔Jangan lupa buat vote dan coment⛔
•••
Asya berdiri dihadapan sebuah toko buku tua di sudut Bandung. Lucu memang disaat semua orang suka membeli buku di mall besar Asya lebih memilih untuk membeli di toko buku tua yang terlihat antik jika di pandang sebelah mata.
Saat masuk kedalam Asya mencium bau buku-buku baru. Asya menghirup udara sekitarnya dengan rakus. Ia selalu suka bau buku baru.
"Sore Mang Ajil" Sapa Asya pada pemilik toko buku.
Mang Ajil ini adalah generasi ketiga dari pemilik asli toko buku ini. Pria berumur setengah abad ini sangat suka dengan syair atau bahkan kisah-kisah lama. Jika di tanya kenapa kok milih jaga toko buku daripada jadi pegawai negeri pasti jawabannya "Ga enak ah nanti kerja nya di suruh-suruh. Kalau jaga toko buku kan enak mamang bisa santai-santai kapan aja." Aneh memang mang Ajil ini.
Asya berjalan menyusuri lorong tumpukan buku yang berjejer rapi di dalam rak. Saat melihat buku yang menarik di matanya Asya berhenti untuk melihatnya.
Asya menarik buku itu namun ia kalah cepat karena ada tangan lain yang mengambilnya. Saat Arsya menoleh ia menemukan seorang pria yang berdiri tepat di sampingnya. Asya sedikit bergeser saat dilihat nya jarak antara dia dan pria itu sangat dekat.
"Maaf mas saya yang ambil buku itu lebih dulu" Ujar Asya sopan.
Pria itu menoleh kearah Asya sambil memegang buku yang sama-sama mereka incar. "Tapi saya duluan yang megang buku nya" Jawab pria itu tak mau kalah.
Mampus ni orang dah kayak emak-emak rebutan baju aja - batin Arsya
"Mas nya tadi nyelonong ngambil gitu aja padahal saya duluan yang mau ambil bukunya" Ucap Asya sedikit nyolot
"Saya yang duluan liat buku nya mbak" Balas pria itu tak mau kalah.
Buset makin nyolot ni orang - gerutu Asya.
"Saya dengar ya mbak"
Asya membelakkan matanya. Ia kira tadi ia berucap di dalam hati.
"Yaudah jadi mas nya mau nya gimana?" Tanya Asya mengalah.
"Saya mau buku ini jadi milik saya" Jawab pria itu lalu berlalu pergi dari hadapan Asya.
Asya melihat pria itu pergi ke kasir tempat Mang Ajil berada lalu pergi keluar setelah membayar. Asya menghentakkan kakinya kesal. Ia beralih ke lorong lain untuk mencari buku lain. Ia mengambil satu buku asal yang hanya ia baca dari sinopsis nya saja lalu langsung bergegas pergi ke kasir untuk membayar.
Asya berdiri di hadapan Mang Ajil dengan wajah tertekuk. Ia menyodorkan buku yang akan dibeli.
"Kenapa tuh mukak kok cemberut aja?" Tanya Mang Ajil.
"Lagi kesel" Jawab Asya bete.
"Ngapa?"
"Mamang tau cowo yang baru aja pergi tadi gak? Yang pakai kacamata. Tadi kita baru aja rebutan buku" Adu Asya pada Mang Ajil.
"Terus dia nyolot banget tau gak. Bikin emosi aja" Sambung Asya.
"Emangnya buku yang dia beli tadi ga ada stok lagi ya Mang?" Tanya Asya pada Mang Ajil yang tengah memasukkan buku kedalam plastik.
"Ga ada" Jawab Mang Ajil singkat.
Asya cemberut mendengar jawaban Mang Ajil. Asya lekas menyodorkan uang Lima puluh ribu pada Mang Ajil lalu pergi dari toko buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
Teen FictionMonokrom bukan hanya tentang hitam dan putih. Bagi Asya monokrom itu tentang lukisan masa lalu, dan kenangan yang terbentuk bersama Gema. Pria yang ia temui dan ia ajak untuk membuat sebuah cerita lama bersamanya. Dan bagi Gema monokrom itu tentang...