K E T I G A - Pamella Richarlle

9 2 0
                                    

Selamat membaca,

※※※※※※

Pa Vando segenap walikelas datang, menghempaskan bokong di kursi guru. Mengalih pandang ke meja Arama. Bahkan, di balas senyum hangat oleh gadis di sampingnya. Sementara Arama? Sibuk dengan buku catatannya.

"Anak baru ya?" tanya Pak Vando.

Gadis itu mengangguk anggun kepada Pak Vando. Ini lah menjadi pusat perhatian warga kelas XI. IPA 2. Berparas seperti orang inggris, kulit putih berambut se-pundak. Serta memakai kacamata,

"Maju, perkenalkan diri kamu."

"Baik pak," sahut gadis itu menuju ke depan.

"Halo, semua."

"Hai..." ramah warga kelas.

"Perkenalkan saya Pamella.."

"Pamela bowie ya..." potong Zuzu.

"Zuzu! Diam! Jangan memotong pembicaraan." tegas Pak Vando.

"Yaelah pak jangan galak-galak. Nanti jidatnya tambah rata lhoo." ejek Gista dibelakang.

Sontak, mereka menertawaakan Pak Vando kecuali Gadis itu dan Arama. Hanya mematung, gadis itu menatap Arama. Sementara Arama sibuk dengan buku.

"CUKUP GISTA! GAK TEMAN KAMU SAMA GURU, HUJAT AJA TERUS!" bentak Pak Vando, menepak kasar meja guru.

Mereka kicep, serta keheningan diantaranya. Gadis itu menghela berat kembali memperkenalkan diri. "Saya Pamella Richarlle. Anak pindahan dari SMA Patih Marga."

Setelah mendengar SMA Patih Marga, mereka langsung berbisik merasa usik dengan namanya.

"Sekolah elit toh.."

"Yang banyak cogan itu."

"Tetapi, sekolah itu kan musuh bebuyutan sekolah kita."

"Anak alumni juga, sering tawuran dengan mereka. Tetapi, banyak juga si cowok sini juga ikut gelud."

Gista langsung merencanakan sesuatu, memgumpulkan anggota genk.

"Call me, Pamel. Terimakasih." cepat Pamel kembali duduk di tempat.

"Oke pamel, ya anak-anak! Jangan ngedumel melulu, mari kita lanjut materi IPS minggu lalu."

Pak Vando mengambil spidol untuk melanjutkan KBM.

.........

Arama berjalan di dekat koridor, menuju laboratorium sekolah. Terhalang jalan oleh Gista and genk 4ever. Mereka melingkar, mengelilingi Arama. Dengan lipat tangan di tempel ke dada masing-masing.

"Heh bisu! Lo mau ke mana?" bentak Gista.

Arama tidak menggubris, menghantam pundak Gista dan Dai. Mereka berdua menringis, Gista pun geram. Ia menahan rambut Arama yang terurai rapi.

"Aduh, duh, duh." ringis Arama.

Gista and genk 4ever tertawa geli, mereka pun menarik Arama ke salah satu ruang brankas. Mau tau kepanjangan brinkas? Bringas Kasar. Jadi, di gudang itu tempat labrak, gelud, atau pembullyan bisa jadi tempat bolos. Semuanya di situ. Guru pun sampai 7 turunan belum ada yang tahu, sama sekali! Awalnya gudang itu di kunci.

Tetapi dengan oleh para OSIS membukanya untuk menaruh barang bekas. Kan dongok.

Pamel memperhatikan mereka dari jauh, sebenarnya ia ingin pulang bersama teman-temannya. Tetapi, sempat miris melihatnya.

"Mel." sahut Wawa temannya.

"Mel..." sahut Popon menepuk pelan bahu Pamel.

"Owhm. Oh ya kalian dulua saja. Gue mau ke toilet." dusta Pamel tergesa-gesa.

Selembar Pesan Tertunda [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang