Satu

51 3 0
                                    

Vote dan komen yang banyak!

***










Di sofa panjang bewarna hitam metalik, sesosok manusia jelmaan kelinci---gak, cowok manis bergigi kelinci yang dimaksud di sini, sedang fokus dengan game di ponselnya.

Dia Alamsyah Jungkook Suhendra, dua puluh dua tahun, anak bungsu dari pasangan Adimas Suhendra dan Raina Suhendra. Kedua orang paling berpengaruh di Indonesia.

Adimas emiliki beberapa jaringan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, sementara Raina Suhendra sendiri memiliki beberapa cabang hotel dan restoran atas namanya sendiri.

Walau begitu, Jungkook yang notabene anak dari konglomerat tidak menyombongkan dirinya.

Jungkook adalah seorang yang down to earth. Bahkan saat mama dan papanya ingin membelikan dia sebuah mobil sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke dua puluh, Jungkook menolaknya dengan alasan dia sudah punya Munaroh, motor skupi kesayangannya dan dia sudah tidak perlu lagi memiliki pengganti Munaroh. Sudah terlanjur sayang katanya sih.

Jungkook juga ceria, aktif, namun seringnya dia ini bisa menjadi seorang yang polos. Dan satu hal lagi, Jungkook ini tidak bisa diam lompat sana sini layaknya cacing kepanasan.

Saat ini Jungkook tidak tinggal bersama orang tuanya di Jakarta. Si kelinci nakal ini, lebih memilih untuk tinggal bersama sang kakak di Bandung.

Namanya Alimsyah Namjoon Suhendra, dua puluh lima tahun, mahasiswa semester akhir jurusan Kedokteran tepatnya Dokter hewan.

Namjoon memilih berkuliah di Bandung karna di sini lebih asri daripada di Jakarta. Dan dia bisa lebih memperhatikan hewan-hewan liar di sekitarnya, terutama kucing-kucing liar yang terlantar.

"Dek!! Beliin abang micin dong di warung bang Ocit, Abis nih!!" teriak Namjoon dari dapur.

Jungkook berdecak malas dan tetap melanjutkan permainan di ponselnya.

"Dek!! Dengerin ga sih abang ngomong tuh?" Namjoon teriak lagi, kali ini sambil mencak-mencak.

"Males ah bang!! Adek lagi pewe inih!" Sahut Jungkook masih dengan posisi mager kayak tadi.

Pletak!

"Aww!!"

Sebuah spatula kayu melayang tepat di kepala Jungkook, ngebuat Jungkook ngeringis kesakitan sambil ngusap ubun-ubunnya yang sakit.

"Abang nih!! Selow ga bisa tah?!" Rengek Jungkook yang sudah duduk tegak natep Namjoon dengan jelingan manja bercampur kesal.

"Gak!!" Namjoon bertolak pinggang, natep lurus ke Jungkook dengan death glare-nya, yang ngebuat anak itu langsung bediri tegak.

"Mana duitnya?" Jungkook ngulurin telapak tangannya tepat di muka Namjoon.

"Elah beli micin doang, ga punya masa dek?"

"Ga ada Bang! Ada juga buat jajan, masa jatah jajan adek buat beli micin, ogah!" Jungkook majuin bibirnya lima centi, bukannya jelek tapi malah imut.

Namjoon kan ga tahan, dia usek dah tuh rambut Jungkook.

"Dasar bocah!" serunya sambil ngeluarin duit gocapan terus dikasih ke Jungkook.

"Upah adek susu pisang sama kinderjoy ya bang." Jungkook masang puppy eyes nya dan gak bisa terbantahkan level keimutannya bertambah berkali lipat dan Namjoon mana bisa bilang 'nggak'.

"Iyaa dah, udah sono, jalannya minggir jan di tengah ntar ditabrak truk mati, abang jadi ga punya adek lagi, miris kan."

"Abang mah, doanya!!"

My Neighbour Is My Lover [TAEKOOK VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang