Tak... tak... tak...
Suara itu terus terdengar, dengan sekuat tenaga ia berusaha berlari. Menjauh dari suara dentuman sepatu yang bersentuhan dengan lantai.
Tak... tak... tak...
Tidak, jangan. Ia tak ingin tertangkap. Bagaimana pun caranya ia harus menjauh dari orang itu.
Tak... tak... tak...
Suara itu terus terngiang di indra pendengarannya. Terdengar menakutkan bagai alunan musik pengantar kematian.
Tak... tak... tak...
"Kemana aku harus pergi?"
"Kenapa tempat ini tak memiliki ujung?"
"Eoh? Dia semakin mendekat"
Kaki kecil itu terus berlari. Menjauhi suara hentakan kaki yang terdengar semakin dekat. Bagaimana ini? Ia semakin ketakutan.
Iris mata sekelam langit malam itu begerak acak. Mencari tempat untuk ia berlindung atau mungkin menghindar dari kejaran orang itu.
Tak... tak... tak...
"Tidak.. suara itu menakutkan. Siapa disana?"
"Kenapa dia tidak terlihat? Hei sebenarnya kau siapa mengejarku?"
Itu semua hanya sebuah kalimat-kalimat yang terpatri dalam kepalanya. Hei, ia tak bisa berbicara disini. Sebenarnya tempat apa ini? Kenapa semuanya gelap? Apa aku berada di akhir kehidupan? Siapa yang mengejarku?.
Pertanyaan itu terus terlontar tanpa jawaban. Ia kelelahan, namun suara itu terus terdengar semakin mendekat.
Cahaya.
Tepat di depannya ada cahaya. Ia berusaha berlari sekuat tenaganya. Tiba-tiba cahaya itu memutih, menghempaskan tubuhnya pergi jauh dari tempat gelap itu.
Kelopak mata itu bergerak. Suara-suara aneh terus bermunculan di indra pendengarannya.
Hahahahahahaha
Lihat itu
Hahahahahaha
Tak... tak... tak...
Bergeraklah lebih cepat sedikit
Naikan nadamu
Hahahahaha
Ia menggeleng pelan, terusik dengan suara-suara aneh yang terus bermunculan. Peluh terlihat membasahi dahinya.
Perlahan, kelopak mata itu mulai terbuka. Langit biru dengan sedikit awan menjadi pemandangan pertamanya. Sedikit demi sedikit ia mengumpulkan kewarasannya. Ia terbangun hanya dengan sebuah tongkat dengan bendera merah yang terikat disana.
Hanya ada hamparan pasir luas. Tak ada seorang pun disini. Sebenarnya dimana dia? Bagaimana mungkin ia berada disini?.
Hembusan angin membawa langkahnya menyusuri hamparan pasir itu. Membawa ia pergi jauh dari titik tempat ia terbangun.
Sepi, teramat sepi. Ia tak bisa berbicara pada siapa pun. Ia kembali berjalan, hingga menemukan sebuah tumpukan sisa pembakaran kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo : The True City
FanfictionAsal. Revolusi. Mimpi. Kenyataan. Empat kata yang memiliki hubungan. Tentang mereka, dan darimana mereka berasal. Ini adalah perjalanan kisah mereka dalam memecahkan seluruh teka-teki yang menjadi mimpi mereka. WELCOME TO NEO CITY P.S : cerita ini...