LAUT SEBELUM PASANG
1988 adalah tahun dimana kebahagiaan masih menyelimuti keluarga Purnomo. Tahun dimana Ibu masih ada, sebelum bintang paling terang pergi keperaduannya. Copyright, Lilpudu, 2024.
1988 adalah tahun dimana kebahagiaan masih menyelimuti keluarga Purnomo. Tahun dimana Ibu masih ada, sebelum bintang paling terang pergi keperaduannya. Copyright, Lilpudu, 2024.
[ Part lengkap ] Tidak peduli bagaimana tubuh itu di terpa angin, hujan, ombak, bahkan badai sekalipun. Punggung Ayah akan tetap menjadi yang ter-kokoh, meski kadang lutut itu membentur tanah berkali-kali, namun nyatanya dengan senyuman tulus ia kembali bangun, berdiri seperti tidak ada rasa sakit. Copyright- Lilpud...
[Sudah dibukukan, part lengkap] versi novel bisa dipesan melalui shopee : penerbit.lovrinz01 Bagi Wisnu, hal yang paling menyakitkan adalah ketika dihadapkan dengan perpisahan. Karena mau bagaimana pun caranya, bagaimana pun keadaanya, perpisahan adalah hal yang paling Wisnu benci. Copyright- Lilpudu, 2O21
[PREVIEW] Sebuah kisah yang ditulis dari sudut pandang raga-raga yang tersisa. Untukmu, untuk raga yang telah pergi. -Copyright, LILPUDU, 2023.
Kota Pelabuhan, 1965 Arum adalah seorang gadis pantai yang gesit dan trengginas selayaknya ombak di kala hujan. Hidupnya di kota pelabuhan itu berjalan damai dan tenteram bersama ayahnya yang sangat ia kasihi. Tak pernah sedikit pun, terbesit dalam pikiran Arum untuk meninggalkan kota itu. Namun, perlahan-lahan hidup...
[Brothership/Sicklit/Slice of Life] Ghava hampir melupakan masa-masa kelam ketika dirinya harus kehilangan orang yang paling ia sayang. Ia hampir sembuh dari kesakitan yang tiga tahun belakangan menyiksa batinnya tanpa ampun. Namun, hal itu hanya angan ketika tiba-tiba Tuhan mempertemukannya dengan orang yang sangat m...
Karena sejatinya, semua manusia di bumi ini akan saling meninggalkan. Lebih tepatnya, semua tidak kekal. Manusia akan datang dan pergi. Begitu seterusnya. Copyright, -Lilpudu, 2023.
PART TIDAK LENGKAP. [Sudah dibukukan - Tersedia di Gramedia] Peristiwa yang menghancurkan seluruh kota dalam waktu singkat. 7 raga paling menyedihkan menjadi saksi bagaimana gilanya gelombang pasang malam itu. Malam terakhir penuh bintang, seindah senyuman ibu 6 tahun silam. "Apta! Esa! Pegang tangan Mas yang kenceng...