Air mata di ujung tinta
Dengan jantung yang berdetak tak karuang, Brian terus memaluk tubuh mungil putra bungsunya. Yang di lumuri Oleh darah segar, yang merembes berlomba lomba keluar dari sobekan di perut. Tanganya bergetar, menghalu darah merah pekat yang terus keluar. Wajah putranya kian memucat Membuatnya semakin kalang kabut.