Kalau Hujan Sudah Berhenti
[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."
[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."
[1/1] Dia bilang, waktunya sebentar lagi. Dia bilang, kehadiranku membuatnya ingin memiliki lebih banyak waktu. Dia bilang, dia tidak seharusnya mengenalku. Dia bilang, selamat tinggal. Dia bilang, pergi, Rai.
Mereka yang memilih hidup di bawah realita kemanusiaan. Mereka yang memilih bertahan tanpa pernah tahu arti kebahagiaan. Biar kutunjukan padamu sebuah anomali, Anomali di negeri ini. ©auvanium | 2017
Dan semuanya terjadi begitu saja. Korupsi © Adha Dzulhidja amazing cover by @hyderia
[1/1] Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.
Kakek itu terdiam. Memandangi lalu-lalang arus kendaraan di depan matanya tanpa mengindahkan betapa bisingnya suara yang memekakkan telinga. Dia di sana, sendirian, terduduk kaku dengan mata sayu yang mengharap belas kasih orang yang melewatinya. Namun, apa daya, tak ada satupun orang yang menyadari akan keberadaanny...
Tidak ada yang salah dengan media sosial. Yah, setidaknya, itu pendapatku sebelum tiga remaja asing seumuranku datang menghampiri dan mengaku bahwa mereka bernama Instagram, Wattpad, dan LINE. Kalau itu belum cukup aneh, mereka tidak sekadar datang. Mereka datang dan memintaku untuk berhenti sejenak dari media sosial...