"Pernah tahu nggak, kalau aku suka sama kamu?" Dia bertanya seperti itu tanpa menoleh kearahku. Matanya menatap lurus ke depan, pada trotoar yang lengang dan halte yang sepi. Tangannya masih menggenggam pergelangan tanganku. Kami berjalan bergandengan, atau lebih tepatnya, Calvin sedang menyeretku. Aku hanya bisa meng...
Satunya punya mulut sepedes cabe Satunya otaknya gesrek gara-gara kebanyakan micin
chapternya ratusan, bacanya gak sampe lima menit. NOTE: Sebelum membaca cerita ini, cerita ini banyak mengandung kalimat kasar. Cerita ini dibuat hanya untuk hiburan saja, tidak bermaksud mengatai atau menyinggung siapapun tokoh yang ada di cerita ini. ❀ highest rank: # 1 in Fanfiction # 5 in Short Story