Akian menyerah. Gadis itu merasa tidak ada lagi di dunia ini yang dapat membuatnya percaya bahwa cinta tulus itu ada. Luka di hatinya begitu dalam. Sesak di dadanya begitu nyata. Ia tidak tau apa rasa sakit yang ia tanggung dapat pulih atau justru membunuhnya secara perlahan. Akian pasrah. Namun lelaki itu datang menawarkan obat. Sosok yang begitu dingin dan juga hangat dalam satu waktu. Lelaki keras kepala yang diam-diam suka memaksakan kehendak dan tidak ingin dibantah. Akian kelabakan. Ia mulai meragukan semua sikap defensif yang ia lakukan untuk melindungi diri. Tubuhnya menolak. Akalnya tidak terima. Namun hatinya memberikan ruang. Lalu, apa Akian harus mulai kembali percaya bahwa cinta tulus itu memang ada untuknya?
1 part