Shalima Karim, wanita muslimah asal Aceh yang berusia tiga puluh tahun. Usai menyelesaikan pendidikan di salah satu pesantren di Aceh, ia mengabdikan hidup pada suaminya yang bernama Rahul Bramantyo. Anak pertama dari pengusaha terkenal di Jakarta. Tujuh tahun berada di bawah atap yang sama, tak membuat rumah tangga mereka bernapaskan cinta. Dingin, beku, dan tak saling mengucapkan kata-kata penuh kasih adalah warna yang menghiasi rumah tangga mereka.
Tak ada yang Shalima harapkan selain rida suami dan ridha Allah SWT. yang menyertai hidupnya sebagai seorang istri dari Rahul. Sudah lama dirinya tertekan dengan kondisi keluarga yang jauh dari kata sakinah, mawaddah dan rahmah. Akan tetapi Shalima berusaha bertahan demi buah hati semata wayang, Bagaskara Bramantyo. Mati-matian ia memendam lara demi menjaga nama baik keluarga terpandang itu.
Mereka menikah bukan karena didasari cinta melainkan karena permintaan orang tua Rahul. Berhubung kedua orang tua Shalima meninggal karena kecelakaan ketika wanita itu berusia amat belia, yakni ditinggal oleh sang ayah di usia 12 tahun lalu di susul sang ibu ketika usia Shalima berusia dua puluh tiga tahun.
Di sela-sela kedinginan atmosfer rumah tangga, akhirnya orang ketiga hadir tanpa di sangka dan berhasil memorak-porandakan mahligai es yang selama ini Shalima pertahankan. Pada akhirnya, depresi dan kanker lambung menyita seluruh hidupnya. Sembuh dari depresi, masih harus berjuang dengan kanker lambung. Beruntung dirinya memiliki Rima dan Faaz yang senantiasa menemaninya. Mereka membantunya bersembunyi dari keluarga Bramantyo.
Bagaimanakah kisah hidup penuh cobaan yang dialami Shalima?
***
Baca, yuk?
https://my.w.tt/uenovwYJlab