Jumat, 28 Jul 2023 07:30 WIB
Yogyakarta - Seorang mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bernama Redho Tri Agustian (20) sempat meneliti soal LGBT sebelum menjadi korban mutilasi. Redho diduga menjadi korban mutilasi saat bertemu dengan respondennya.
Hal itu disampaikan oleh pihak UMY. Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi mengatakan Redho adalah penerima dana hibah penelitian mahasiswa dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023.
Redho, disebut Nurmandi, mengangkat penelitian tentang kelompok LGBT di Jogja. Namun Nurmandi tidak mengetahui alasan Redho tertarik meneliti tentang LGBT itu.
Nurmandi menyebut, untuk melakukan penelitian itu Redho masuk ke komunitas LGBT agar data-data penelitiannya terkumpul. Nurmandi menduga Redho menjadikan kedua pelaku sebagai responden penelitiannya. Oleh karena itu, ada dugaan kuat kematian Redho berhubungan dengan penelitian tersebut.
Pihaknya pun menduga kedua pelaku mutilasi adalah responden penelitian.
Dengan fakta-fakta itu, Nurmandi menilai Redho bukanlah LGBT. Menurutnya, kebanyakan dari LGBT berpasangan dengan yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
Ia pun meluruskan isu yang beredar soal kelompok menyimpang yang diikuti Redho. Sebab, hal itu baru berdasarkan keterangan pelaku.
kasus mutilasi mahasiswa ini terungkap setelah penemuan potongan tubuh manusia di Sungai Bedog, Turi, Sleman, Rabu (12/7) malam dan di Merdikorejo, Tempel, serta lokasi lain pada Sabtu (15/7).
Tak lama, dua pelaku berinisial W (29) dan RD (38) ditangkap polisi. Keduanya ditangkap saat kabur di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/7).
Polisi menyebut antara korban dan pelaku tergabung dalam kelompok tidak wajar di media sosial. Namun, polisi tidak secara lugas menyebut kelompok yang diikuti korban maupun kedua tersangka mutilasi tersebut.