Anganirwana

Hai, para pembaca yang selalu setia,
          	
          	Setelah mengambil jeda sejenak—menenangkan pikiran, menyusun ulang napas, dan mendengarkan sunyi—aku akan perlahan kembali.
          	
          	Mulai hari ini, aku akan mulai mengunggah kembali cerita, meski tidak sesering sebelumnya. Jeda beberapa hari itu bukan sekadar istirahat, melainkan ruang untuk menyentuh kembali makna dari setiap kata yang kutulis.
          	
          	Terima kasih telah menunggu, dalam diam maupun harap. Kehadiran kalian adalah alasan mengapa setiap kalimat masih ingin kutuangkan.
          	
          	Salam hangat,
          	Angan Nirwana. 

Anganirwana

Hai, para pembaca yang selalu setia,
          
          Setelah mengambil jeda sejenak—menenangkan pikiran, menyusun ulang napas, dan mendengarkan sunyi—aku akan perlahan kembali.
          
          Mulai hari ini, aku akan mulai mengunggah kembali cerita, meski tidak sesering sebelumnya. Jeda beberapa hari itu bukan sekadar istirahat, melainkan ruang untuk menyentuh kembali makna dari setiap kata yang kutulis.
          
          Terima kasih telah menunggu, dalam diam maupun harap. Kehadiran kalian adalah alasan mengapa setiap kalimat masih ingin kutuangkan.
          
          Salam hangat,
          Angan Nirwana. 

Anganirwana

Halo, teman-teman pembaca,
          
          Aku ingin menyampaikan sedikit kabar tentang ritme penulisan yang mulai berubah. Untuk sementara waktu, aku hanya akan mengunggah satu bagian cerita dalam seminggu—atau mungkin tidak sama sekali.
          
          Bukan karena kisah ini kehilangan arah, melainkan karena aku ingin memberinya napas yang lebih jujur dan tenang. Aku percaya setiap paragraf harus lahir dari ruang yang tulus, bukan dari kejaran tenggat atau tekanan suasana hati.
          
          Jika minggu ini sepi, semoga itu menjadi ruang rindu yang memperkuat ikatan kita dengan cerita yang sedang berjalan. Dan jika ada satu unggahan, semoga ia cukup untuk menemani langkah kecil kalian.
          
          Terima kasih telah tetap tinggal, membaca, dan memberi waktu untuk tumbuh—bukan hanya bagi ceritaku, tapi juga untuk penulisnya.
          
          Dengan hormat dan hangat,
          Angan Nirwana.

Anganirwana

Hari ini, aku memilih hening daripada kata-kata. Suasana hati belum berpihak dan aku percaya setiap cerita layak ditulis dengan sepenuh jiwa. Mohon bersabar—akan ada waktunya kisah ini kembali mengalir. Terima kasih atas pengertian kalian.
          
          Tertanda,
          Angan Nirwana.