LiaraDivya

"Hati-hati," 
          
          Hanya kata itu yang meluncur dari mulutnya. Aku melepaskan diri dari genggaman Fadlan. Namun Fadlan meraih kembali pergelangan tanganku. 
          
          "A, lepas."
          
          Fadlan menatapku sarat. Seperti berat hati melepas seseorang yang disayang untuk pergi. 
          
          "Saya antar ya?" 
          
          "Nggak usah."
          
          "Nada?"
          
          "Maaf, A." Aku berusaha melepaskan diri dari tangannya namun sulit. Ia mengeratkan genggamannya membuat tubuhku berkeringat dingin. 
          
          "Apa nggak bisa kalau kita nyoba buat membangun keluarga yang utuh?" 
          
          Aku mengernyit. Apakah maksud Fadlan dia ingin kita bertindak seperti layaknya suami dan istri sungguhan? 
          
          Aku menggeleng. "A jangan pernah lupain Audrey. Aku di sini hanya mau bantu urus Airin, dan jangan sentuh saya," kutepis tangannya sedikit kasar. Aku menatapnya dengan pandangan yang sama setiap kali aku melihat semua pria di dunia. Pandangan yang katanya tanpa kehangatan. Pandangan jahat yang penuh kebencian. 
          
          Selengkapnya di BABY BREATH
          Numpang promo ya kaaa
          https://www.wattpad.com/story/230142362-baby-breath