BlackCoffee821

 https://www.wattpad.com/story/253817482?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=jnn134_&wp_originator=piBVX12ui%2BejCHfeQHsSUm5WHlN3y%2FvpzGrG4bKBMtPMHlizKNUqMEwILaLJd27gPHZ3NyDyNrBadoKIv1uCippxC3k63UPn%2B0XewKMVZ0VSSVMUHpqjVWP4vvffItnV
          
          "Jangan pernah berani-berani sentuh gue!" tekan Sandya masih menjambak rambut Desya.
          
          "Lepasin, bangsat!" umpat Desya.
          
          "Ups, bangsat teriak bangsat," ujar Sandya terkekeh. Jelas perubahan Sandya membuat mereka kaget.
          
          "Heh, upik abu! lepasin rambut Desya! tangan lo nggak pantas sentuh rambut dia!" teriak Zifa berusaha membantu melepaskan tangan Sandya dari rambut Desya, tapi nihil. Tenaga Sandya lebih kuat darinya.
          
          "Lo benar, Zifa. Tangan gue terlalu suci buat nyentuh rambut dia yang belum di keramas," ejek Sandya dengan melepaskan tangannya dari kepala Desya lalu mengibaskan tangannya layaknya ada kotoran yang menempel.
          
          "Di rambut lo boleh, juga, sepertinya udah di keramas, ya?" ucap Sandya melirik rambut Zifa. Reflek Zifa mundur.
          
          "Loh, kok mundur?" tanya Sandya dengan raut berpura-pura kecewa.