Anissus

Terdiam ku mengikuti arus sungai
          	Meski dalam hati menjeritkan ketidakterimaan
          	
          	Salah benar kini sesamar kabut yg menitis
          	Tak lagi dipedulikan dan dianggap tak membahayakan
          	
          	Ah...entahlah...
          	

Anissus

Berkubang dalam gelap itu menyesakkan
          Tetapi berhenti dan pasrah saja bukan jawaban
          
          Terlanjur berjalan,berdarah pun tak mengapa
          Tak mau lagi tersesat tanpa arahan
          
          Itu kegelapan yg benar-benar pekat
          Bahkan cahaya enggan untuk menyapa
          
          Ketakutan menjelma menjadi udara
          Yg menghirupnya mendirikan bulu roma
          
          Menghindar tak ada guna
          Mati raga tak lagi bisa bernafas lega

Anissus

Mereka berbicara tentang surga ditanah tropis.
          Air jernih,tanah subur,jiwa yg menerima,
          Dan bumi yg bersahabat...
          
          Ironisnya...
          
          Mayoritas penduduknya bergelimang dalam kemiskinan...
          Harta tiada apalagi ilmu...
          Membaca pun enggan,apalagi menerapkan yg dibaca...
          
          Yg berharta pun silau oleh gedung-gedung kaca rapuh,
          Ato tas-tas dari kulit si hewan sisa purba.
          
          Ah miris...

Anissus

Setiap dari kita berhak menilai..
          Berhak mempunyai pendapat sendiri bahkan berhak mengambil sikap...
          
          Hanya satu,satu hal yg sering dilahkukan padahal tak ada hak disana...
          
          Merasa berhak menghakimi
          
          

Anissus

@ _lavandula  boleh2...biar tmbah keliatan asli,,,,
Reply

_gooddaytiramisu_

@ Anissus pake flat shoe, biar gak usah ada hak.
Reply

Anissus

Kabar itu akhirnya sampai ditelingaku.huh.
          Mengejutkan sekaligus tidak.
          Entahlah...
          
          Berharap senyum tulus yg terlihat.
          Berharap bahagia yg terlukis pada wajah...
          Berharap...
          Kau tertawa dg lebarnya...
          Krn aku tahu hal itulah yg kau lahkukan untukku kemarin lusa...
          
          Semoga berbahagia...
          Dilancarkan semua urusan...
          Dan mungkin nanti esok lusa ato selama nafas masih terhela bisa berjumpa lagi...
          
          Kamu selalu menjadi teman terbaik,bahkan sebelum aku mengerti teman yg baik itu seperti apa.
          
          10102020_your happiness day...i hope i can stay in your side now...but i couldn't...i'm sorry...

Anissus

Lara itu berpendar lemah meninggalkan kosong yg terasa janggal.
          Tak lagi memerlukan kata karena diam lebih bisa mengungkap semua fakta.
          Kau berdiri angkuh ditengah hujan butiran es yg menyakiti raga.
          Tak mau lagi berkeluh karena hanya berujung sia.
          
          Menatap tajam penuh angkara.
          Muak kau dengan dunia,lelah kau dengan lemah daya.
          Tetapi...
          Ketika mulut itu terbuka lebar.
          Yg keluar hanya teriakan dalam kebisuan.
          Terbungkam paksa karena keadaan.

Anissus

Ketika kau tak lagi melihat dunia dengan cara yg sama lagi.
          Ketika kau merasa bahagia sebatas apa yg kau temukan pada akhir cerita fiksi.
          Dan ketika kau merasa diujung sebuah usaha.
          
          Kesepian menjadi teman paling akrab.
          Tak lagi mampu membedakan hitam putih dan abu-abu.
          Dunia terasa busuknya,terasa palsunya.
          
          Muak tak cukup mendiskripsikan yg dirasa.
          
          Berhentilah sejenak.
          
          Bernafaslah dengan perlahan.
          
          Dan mandi hujanlah bila diperlukan.
          
          Kau hanya perlu tertawa dan mengumpulkan tenaga untuk mengingat barang sejenak cerita saat kau bisa tersenyum dengan begitu lega.
          Penuh ketulusan.

Anissus

Ini cerita tentang kamu. Yg selalu merasa mengenggam bara sendirian. Yg menikmati malam pekat drpd bingarnya siang. Yg terluka parah tetapi memasang tampang angkuh bin acuh. Terlihat kuat diluaran tetapi merapuh didalam. Yg seolah tak sudi menangis karena cerita haru tetapi dalam hati tengah menjeritkan sesak menahan tangisan.
          
          Sungguh tak mengapa jika satu saat kamu ingin berhenti unt beristirahat. Tak mengapa kau tersedu hingga ingus jatuh kemana-mana. Tak lagi dalam kondisi terbaikmu sekalipun.
          
          Karena berhenti bukan berarti menyerah dan kalah,bukan juga kemunduran. Menangis pun bukan tanda kelemahan. Dan kau yg rapuh adalah bagian dirimu yg mengajarkan tentang kekuatan.
          
          Bertahanlah...melangkah perlahan dan biarkan dirimu menikmati dari segala sisi. Kuat dan lemah.

Anissus

Andai rindu dapat terungkapkan semudah mengeja nama
          Mungkin tak akan ada rasa getir diujung hati yg berharap
          
          Tetapi ini bukan hanya tentang rindu yg tertahan
          Ini tentang rasa yg berusaha disesaikan dengan baik bertahun lalu
          
          Seharusnya cukup dengan mendoakan
          Hanya terkadang hati ini begitu egois
          Memaksa unt muncul dan menuntut kebersamaan
          
          Seperti rindu yg dengan kejamnya menuntut balas rasa sama besarnya

Anissus

Melepaskan akan selalu meninggalkan luka meski telah bersepakat dalam sunyi
          
          Karena kata tak mampu lagi mengungkap rasa
          
          Kebas...
          
          Kau tau,
          
          Jalan itu memang terbentang luas seolah tepian hanya sekadar imaji
          
          Sayang,sang waktu tak mau mengerti
          
          Memburu menunggu untuk mengeksekusi
          
          Jeritan rengekan sampai napas terhela sesak pun tak lagi memberi jeda sekedar bersua mata
          
          Berharap engkau mengerti
          
          Untuk sekedar hidup dalam memori
          
          _jika ku tunjukkan lemahku,jujurlah,apakah cintamu masih sama?_