Terdiam ku mengikuti arus sungai
Meski dalam hati menjeritkan ketidakterimaan
Salah benar kini sesamar kabut yg menitis
Tak lagi dipedulikan dan dianggap tak membahayakan
Ah...entahlah...
Terdiam ku mengikuti arus sungai
Meski dalam hati menjeritkan ketidakterimaan
Salah benar kini sesamar kabut yg menitis
Tak lagi dipedulikan dan dianggap tak membahayakan
Ah...entahlah...
Berkubang dalam gelap itu menyesakkan
Tetapi berhenti dan pasrah saja bukan jawaban
Terlanjur berjalan,berdarah pun tak mengapa
Tak mau lagi tersesat tanpa arahan
Itu kegelapan yg benar-benar pekat
Bahkan cahaya enggan untuk menyapa
Ketakutan menjelma menjadi udara
Yg menghirupnya mendirikan bulu roma
Menghindar tak ada guna
Mati raga tak lagi bisa bernafas lega
Mereka berbicara tentang surga ditanah tropis.
Air jernih,tanah subur,jiwa yg menerima,
Dan bumi yg bersahabat...
Ironisnya...
Mayoritas penduduknya bergelimang dalam kemiskinan...
Harta tiada apalagi ilmu...
Membaca pun enggan,apalagi menerapkan yg dibaca...
Yg berharta pun silau oleh gedung-gedung kaca rapuh,
Ato tas-tas dari kulit si hewan sisa purba.
Ah miris...
Setiap dari kita berhak menilai..
Berhak mempunyai pendapat sendiri bahkan berhak mengambil sikap...
Hanya satu,satu hal yg sering dilahkukan padahal tak ada hak disana...
Merasa berhak menghakimi
Kabar itu akhirnya sampai ditelingaku.huh.
Mengejutkan sekaligus tidak.
Entahlah...
Berharap senyum tulus yg terlihat.
Berharap bahagia yg terlukis pada wajah...
Berharap...
Kau tertawa dg lebarnya...
Krn aku tahu hal itulah yg kau lahkukan untukku kemarin lusa...
Semoga berbahagia...
Dilancarkan semua urusan...
Dan mungkin nanti esok lusa ato selama nafas masih terhela bisa berjumpa lagi...
Kamu selalu menjadi teman terbaik,bahkan sebelum aku mengerti teman yg baik itu seperti apa.
10102020_your happiness day...i hope i can stay in your side now...but i couldn't...i'm sorry...
Lara itu berpendar lemah meninggalkan kosong yg terasa janggal.
Tak lagi memerlukan kata karena diam lebih bisa mengungkap semua fakta.
Kau berdiri angkuh ditengah hujan butiran es yg menyakiti raga.
Tak mau lagi berkeluh karena hanya berujung sia.
Menatap tajam penuh angkara.
Muak kau dengan dunia,lelah kau dengan lemah daya.
Tetapi...
Ketika mulut itu terbuka lebar.
Yg keluar hanya teriakan dalam kebisuan.
Terbungkam paksa karena keadaan.
Ketika kau tak lagi melihat dunia dengan cara yg sama lagi.
Ketika kau merasa bahagia sebatas apa yg kau temukan pada akhir cerita fiksi.
Dan ketika kau merasa diujung sebuah usaha.
Kesepian menjadi teman paling akrab.
Tak lagi mampu membedakan hitam putih dan abu-abu.
Dunia terasa busuknya,terasa palsunya.
Muak tak cukup mendiskripsikan yg dirasa.
Berhentilah sejenak.
Bernafaslah dengan perlahan.
Dan mandi hujanlah bila diperlukan.
Kau hanya perlu tertawa dan mengumpulkan tenaga untuk mengingat barang sejenak cerita saat kau bisa tersenyum dengan begitu lega.
Penuh ketulusan.
Ini cerita tentang kamu. Yg selalu merasa mengenggam bara sendirian. Yg menikmati malam pekat drpd bingarnya siang. Yg terluka parah tetapi memasang tampang angkuh bin acuh. Terlihat kuat diluaran tetapi merapuh didalam. Yg seolah tak sudi menangis karena cerita haru tetapi dalam hati tengah menjeritkan sesak menahan tangisan.
Sungguh tak mengapa jika satu saat kamu ingin berhenti unt beristirahat. Tak mengapa kau tersedu hingga ingus jatuh kemana-mana. Tak lagi dalam kondisi terbaikmu sekalipun.
Karena berhenti bukan berarti menyerah dan kalah,bukan juga kemunduran. Menangis pun bukan tanda kelemahan. Dan kau yg rapuh adalah bagian dirimu yg mengajarkan tentang kekuatan.
Bertahanlah...melangkah perlahan dan biarkan dirimu menikmati dari segala sisi. Kuat dan lemah.
Andai rindu dapat terungkapkan semudah mengeja nama
Mungkin tak akan ada rasa getir diujung hati yg berharap
Tetapi ini bukan hanya tentang rindu yg tertahan
Ini tentang rasa yg berusaha disesaikan dengan baik bertahun lalu
Seharusnya cukup dengan mendoakan
Hanya terkadang hati ini begitu egois
Memaksa unt muncul dan menuntut kebersamaan
Seperti rindu yg dengan kejamnya menuntut balas rasa sama besarnya
Melepaskan akan selalu meninggalkan luka meski telah bersepakat dalam sunyi
Karena kata tak mampu lagi mengungkap rasa
Kebas...
Kau tau,
Jalan itu memang terbentang luas seolah tepian hanya sekadar imaji
Sayang,sang waktu tak mau mengerti
Memburu menunggu untuk mengeksekusi
Jeritan rengekan sampai napas terhela sesak pun tak lagi memberi jeda sekedar bersua mata
Berharap engkau mengerti
Untuk sekedar hidup dalam memori
_jika ku tunjukkan lemahku,jujurlah,apakah cintamu masih sama?_
Ignore User
Both you and this user will be prevented from:
Messaging each other
Commenting on each other's stories
Dedicating stories to each other
Following and tagging each other
Note: You will still be able to view each other's stories.