Seseorang pernah bertanya kepadaku.
"Kenapa engkau bisa setega itu memutuskan pertemanan dengan orang yang sudah kau anggap rumah 'tuk pulang?"
Maka aku menjawab dengan senyuman palsu. Tatapanku tertuju ke arahnya, memberikan sebuah keyakinan.
"Ada dua kemungkinan. Mau tahu jawabannya?" Aku membalikkan pertanyaan. Dia mengangguk, menatapku menunggu jawaban.
"Kemungkinan yang pertama, karena adanya ketidakcocokan, dan yang kedua karena salah satu atau keduanya sudah lelah bertahan dan mengalah demi sebuah rumah yang atapnya sudah bocor."
-Astrophile-