"Tapi sebelum Yulia, ada seseorang yang juga melankolis dan...entahlah. Setiap aku mencoba mengingatnya, itu seperti mag yang kambuh. Aku memang berusaha melupakannya. Tapi seperti virus pada sebuah flash disk yang coba aku hapus. Semua file penting corrupt, semua kenangan indah rusak. Maka terpaksa aku format flash itu, aku musnahkan kenangan itu. Tapi justru virusnya tak bisa hilang. Flash disknya tak bisa lagi kugunakan. Hanya tersisa virus itu di sana. Ingatanku tak bisa lagi menyimpan kenangan indah. Hanya derita ditinggalkan, kapan pun juga!" Pikir Eza.
Uxe dan Eza adalah teman baik di SMP. Keduanya melankolis yang suka hal-hal puitik. Bedanya, Uxe pintar merangkai kata yang indah sedangkan Eza menjadi pengamat yang baik. Seringkali berdiskusi soal ide dan kata-kata, mereka dianggap gila oleh teman-teman satu sekolah. Tapi mereka tidak peduli dan tetap menikmati saling mengisi.
Mereka berpisah tanpa pamit. Uxe hilang begitu saja padahal mereka telah membuat janji untuk bersama sampai kuliah. Uxe hanya meninggalkan beberapa larik puisi di hari ujian sekolah terakhir. Ia berikan kepada Eza di halaman belakang contekan lengkap yang ia tulis sendiri. Eza begitu senang menerima contekan itu untuk yang ke seribu satu kalinya. Uxe membalasnya dengan senyuman, senyuman terakhir yang bisa Eza lihat, mungkin untuk selamnya.
Usai penerimaan Ijazah dan libur panjang barulah Eza tak sengaja melihat lirik itu :
Aku minta maaf,
aku tak bisa jadi bulan
yang terus kau sinari
Kuharap kau tak meminta alasannya
Terima kasih selama ini kau sudah
menjadi matahari yang membuatku bersinar
menghangatkan banyak hati yang beku
di tengah dingin dan kelamnya malam.
ingatlah bahwa matahari akan bersinar
semakin terang tanpa bulan...
https://www.wattpad.com/story/219548066
