Tamparan, jambakan, pukulan, dan cambukan terus mendarat di tubuh ringkih gadis tanpa sehelai benang itu. Ia terus menangis memohon ampun kepada pria yang tengah menyiksanya dengan brutal. Gadis itu merangkak dengan tubuh yang bergetar, dengan susah payah ia mencium punggung kaki beralas pentofel itu.
"Ma-maaf kan aku, Tuan." -Alana Zoebauer
Pria itu membuang belt yang ada di genggamannya ke sembarang tempat. Ia berjongkok, dengan kasar pria itu menjambak surai cokelat milik Alana.
Plak..
Suara tamparan kembali bergema di dalam ruangan putih itu, darah kembali mengalir di sudut bibir Alana. Ia kembali terisak menahan rasa sakit yang sangat menyiksanya.
"Aku tidak membutuhkan permintaan maaf mu!!" -Edgar Jhona Burjack
Hai, aku bolabolakeju. Mampir ke cerita ku yuk, jika kamu penasaran kelanjutannya dan jangan lupa vote, comment, and share ya. Terima kasih!!