"Nikah yuk, Sa."
Sasa melotot kaget mendengar perkataan Nathan barusan, dengan refleks dia memukul paha Nathan cukup kuat. Apa? Nikah? Ogah banget.
"Ajak nikah Hinata kesayangan aja lo sana. Gak sudi gue nikah sama pengangguran."
"Sakit sayang," keluh Nathan mengusap-usap pahanya.
Selanjutnya, pembicaraan mereka hanya berhenti sampai di situ.
Berdebat dalam hati tentang perasaan yang sebenarnya belum usai.
Perasaan yang sulit untuk dihilangkan itu masih sama.
Mereka masih saling mencintai.
Masih saling jatuh cinta.
"Tidak perlu memaksakan sesuatu yang telah usai. Prolog yang menarik dan epilog yang menyakitkan, bersamanya kita sudah kumandangkan di hari kita memutuskan untuk tidak saling menyapa lagi. Jadi, jangan pernah memaksa kita terlibat dalam prolog yang baru lagi, yang kedepannya prolog itu akan membawa kita dengan cerita yang jauh lebih menyakitkan, dan tentunya epilog yang jauh lebih ironis".
Wahhh, ternyata ada masih gamon nihhh. Yang penasaran untuk selanjutnya, cuss langsung mampir aja, gak usah malu-malu.
https://www.wattpad.com/story/351256482?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=Badut_G0reng