Hingga menjelang gelap baekhyun masih setia duduk di sofa tempatnya tinggal.
"Lima..empat..tiga..dua..sat- Yeolie.." saat pintu terbuka senyum merekah menyambut kedatangan Chanyeol, namun tatapan dingin pria itu membuat Baekhyun tak jadi meneruskan kalimatnya.
"Apa yeolie lelah? Akan kupijat!" ia berseru dengan riang seolah keadaan tengah baik-baik saja, tangan dinginnya sudah akan menyentuh bahu lebar chanyeol namun tepisan kasar lah yang mendahuluinya.
"Jangan sentuh!!" raut terkesiap tampak jelas dimatanya.
"Tak bisakah kau enyah? Pergi tinggalkan rumah ini!"
"T-tapi aku bertahan disini ka-"
"Omong kosong, jika mau pergi ya sudah pergi saja jangan terlalu banyak alasan"
"Y-yeolie"
"Karena kau..hidupku jadi kacau, apa kau tau itu?" netranya menatap nyalang dengan sorot sendu miliknya, baekhyun tau chanyeol amat sangat terbebani akan kehadirannya tapi kenapa rasanya sakit sekali? Dadanya terasa seperti ditimpa batu besar—sangat sakit dan juga sesak, untuk sesaat ia pikir dirinya akan menangis namun sebuah senyum hangatlah yang ia perlihatkan. Ia hanya tak ingin terlihat semakin menyedihkan didepan chanyeol.
"Y-yeolie..aku hanya ingin mendengar jawaban yang-"
"aku tidak mencintaimu!"
"Kumohon walaupun hanya kebohongan, tak apa katakan saja yeolie.." ia ingin menggenggam tangan besar itu untuk sekedar menghangatkan tubuhnya yang semakin dingin.
Ia membeku sesaat dengan kepala tertunduk, lalu berjalan melewati tubuh tinggi chanyeol, dan tubuhnya menghilang dibalik pintu. keadaan menjadi hening..sangat hening hingga hanya suara deru nafas dan detak jantungnya yang dapat dirinya dengar.
Aku ingin sekali membuat cerita sedih:( tapi..