BelladonnaTossici9

https://www.wattpad.com/1292699059
          	
          	Cassandra - Widi up lagi. Happy reading. 

BelladonnaTossici9

Kartika menatapku dengan mata penuh harapan, dan aku bisa melihat betapa rapuhnya dia saat ini. "Aku ingin kamu menyingkirkan dia, David. Selama Emma masih ada, Andika akan terus menemui dia. Aku nggak mau itu terjadi. Aku takut Emma akan bikin Andika menceraikan aku," ucapnya berurai air mata. 
          
          Aku menghela napas dalam-dalam, menenangkan diri. Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan mudah, tapi aku tahu aku harus melakukannya. Aku bukan orang yang suka terlibat dalam masalah pribadi orang lain, apalagi masalah keluarga. Namun, ketika itu menyangkut Kartika, tidak ada yang bisa menghalangiku.
          
          “Aku akan pastikan dia tidak mengganggu hidupmu lagi,” jawabku singkat, dengan ketegasan yang tak terbantahkan. Aku bukan orang yang berbasa-basi, dan aku tahu persis bagaimana cara mengatasi masalah seperti ini. Ini bukan tentang menjadi hero, ini soal menjaga keluargaku.
          
          Stockholm Syndrome bab 2 sudah up. 
          
          
          https://www.wattpad.com/1501450196
          
          

BelladonnaTossici9

Cassandra bingung antara harus bersyukur atau kabur. Masa mudanya bergelimang dosa. Menikah dengan mantan suami sahabatnya setelah berzina. Kini malah menerima Widi yang bertolak belakang dengan sifatnya sebagai suami. Hidup yang lucu. Dia pun tertawa di pelukan Widi.
          
          "Hei, tadi menangis, sekarang ketawa. Kamu mengerikan." Widi pura-pura menggigil ketakutan.
          
          
          Sexy Mistress sudah up! 
          
          https://www.wattpad.com/1292698866
          
          

BelladonnaTossici9

https://karyakarsa.com/BelladonnaTossici/dissenting-opinion-bab-17-18
          
          Raffan menempelkan kartu akses untuk masuk. Namun saat pintu apartemen terbuka, mataku langsung melihat sosok Sarah yang sedang menggendong Bian. Bocah itu terlelap di gendongan ibunya.
          
          Sarah terkejut sejenak, wajahnya berubah dingin, dan aku bisa merasakan ketegangan di sana. Aku membuka mulut, ingin berkata sesuatu, tapi Raffan nggak memberi kesempatan.
          
          Tanpa menurunkanku dari pelukannya, dan tanpa rasa ragu, Raffan menunduk dan menciumku. Di depan Sarah. Bibirnya terasa hangat dan sedikit lembut, meskipun aku terkejut, aku hanya bisa diam. Aku nggak tahu apa yang harus kukatakan.