Sang penanti dari sisa luka yang tak juga sembuh.
Untuk mu yang masih mencintai ku ditengah suka duka kehidupan, aku hanya ingin mengucapkan terimakasih telah bertahan sejauh ini.
Untuk mu yang tercekik kekecewaan, aku ingin mengatakan pergilah jika menurut mu aku tak bersalah dan tak pantas engkau nantikan.
Jika dengan ku itu sebuah kesulitan maka aku membebaskan mu dari rasa sulit itu.
Aku menarik semua janji dan ucapan yang pernah ku lontarkan tempo hari.
Demi sebuah kehidupan aku melepaskan keyakinan ku meninggal kebahagiaan ku dan melupakan mu, entah itu kesalahan ku atau sebuah ujian.
Aku masih berusaha mencari kebenaran dari diri ku, namun jika menunggu ku adalah ketidak mampuan mu maka pergilah cari lah rumah yang nyaman dari pada diriku.
Pun jika aku berhasil melewati kesulitan ini nantinya. Jika kau tak ingin kembali dan nyaman dengan rumah baru mu, tak apa. Aku akan menjadi masa lalu mu dalam bentuk kebahagiaan.
Jika bumi tak membutuhkan matahari nya lagi. Maka kau pun takkan butuh aku untuk menghangatkan mu.
Rumah ku tak sekokoh rumah-rumah di luar sana tak semewah dan sehangat rumah mereka.
Aku hanya memiliki satu lilin dan satu selimut tipis itu pun sudah berkali-kali hampir koyak.
Aku hanya punya satu keyakinan dan kejujuran itu lah yang menjadi senjata ku setelah kepergian mu