2 oktober 2025 ( Kepergian sang ratu )
Pagi itu, aku melihat siluet seseorang yang perlahan berjalan menjauh, aku berusaha memanggilnya namun tak ada jawaban darinya bahkan sekedar memalingkan wajahnya kearahku pun tidak, Sebelum akhirnya suara telepon membangunkanku dari mimpi tersebut.
Tanganku meraba permukaan kasur dengan mata yang masih tertutup, menggapai ponsel untuk mengangkat telepon "Cepet kesini, nenek udah gak ada" suara serak dibalik telepon menyadarkanku.
Aku menerejapkan mata berusaha mencerna perkataan itu, lalu aku bergegas menggati pakaian. Sesapainya disana, aku melihat tubuhnya yang terbujur kaku dengan sehelai kain yang menutupi seluruh tubuhnya, dan dikelilingi banyak orang dengan tangis yang menggema diruangan tersebut.
Aku terpaku, tak berani mendekat, seketika bayangan senyum riang yang terukir diwajahnya muncul dikepalaku, tak percaya bahwa mimpi itu adalah pertanda kepergiannya. Namun aku memberanikan diri, mendekat, menciumnya, dan ketika bibir ku menyentuh wajah dinginya, hati ku sakit, sangat sakit sehingga air mata tak dapat bertahan lebih lama lagi.
Sialnya, panggilan alam yang dialami wanita muncul begitu saja, akibatnya, aku tak ikut serta menyolati jasadnya.
Pada saat dipemakaman, aku hanya bisa melihat dari kejauhan, menyaksikan tubuhnya perlahan diangkat keliang kubur, bisikan lafadz azan dari anak laki-laki pertamanya membuat suasana makin pilu, kemudian tanah mulai berjatuhan menutupi liang tersebut.
Rest in peace my queen