Setelah sekiranya berhasil kabur. Jane, Tsu, Rei, dan Kyoko beristirahat di tengah hutan yang merupakan perbatasan kota Cosa. Mereka mengatur nafas masing-masing.
"Terima kasih Jane, Tsu. Kyoko tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian tidak datang," ucap Kyoko.
"Sama-sama Kyoko-san." Tsu tersenyum menjawab Kyoko.
"Tidak masalah, Kyoko-san." Disusul Jane.
"Hah, tanpa kalian pun sebenarnya aku bisa mengalahkan para kecoak itu. Kebetulan Kuroitsuku sedang haus darah." Rei memasukkan Kuroitsunya kembali ke sarungnya.
"Hee, setidaknya kami mau menolongmu. Kalau tidak ada Kyoko disana sebenarnya aku juga malas menolongmu." Ledek Tsu.
"Apa-apaan itu, muncul secara terang-terangan di depan musuh, merupakan mode penyelamatan yang sangat buruk." Balas Rei.
"Setidaknya kau dan Kyoko selamat!"
"Hah, dari awal pun sebenarnya kami bisa selamat."
"Su-sudah," sergah Kyoko. "Setidaknya kami tidak terlalu kerepotan tadi, Kyoko salah, Kyoko tidak bisa membantu goshujin saat itu."
"Itu bukan salahmu, Kyoko." Rei melirik pada Kyoko.
"Melindungi wanita lemah saja tidak bisa!" Ledek Tsu kembali pada Rei.
Perempatan merah muncul di dahi Rei. "Sebaiknya kau diam saja, atau ku tusuk kerongkonganmu Tsu!" Rei kembali mengeluarkan Kuroitsunya.
"Tidaaaaak!"
Bagian 7 : Ambang Kehancuran
Sudah release, maaf atas keterlambatannya. Aurhornya sangat sangat sibuk
https://www.wattpad.com/story/104019633