"ssrraakk..." Aku mendengar suara dari semak disebelahku. Benar saja, semak itu tampak bergerak gerak. Dari balik semak muncul seekor serigala berwarna abu abu. Tanganku reflek mengambil ranting dan menjauh darinya. Serigala itu menatapku dengan tatapan memelas. Dia tidak menyerangku. Kulihat sebuah tongkat kecil menancap di kaki kirinya. Sebuah anak panah. Mungkin dia selamat dari kejaran pemburu, tapi anak panah itu masih menempel di kakinya. Kubuang ranting ditanganku dan mendekatinya perlahan. Telapak tanganku kudekatkan ke dahinya dan mengelus kepalanya. Dia tidak sebuas dugaanku, dia ramah seperti anjing peliharaan biasa. Dia merebahkan badannya ke tanah. Aku mencabut anak panah di kakinya. Suara ringkikan kesakitan terdengar seperti suara anak anjing. Aku mengambil botol air dari ranselku. "Masih ada sedikit air, ini cukup untuk membersihkan lukamu, bertahanlah". Kurobek sedikit kaosku dan membalut lukanya dengan itu.
"Oke, kau bisa berdiri sekarang". Dia menggerakkan kakinya lalu berdiri perlahan. Matanya menatapku, seperti ingin mengucapkan terima kasih lalu berjalan pelan meninggalkanku. Tiba tiba ia berhenti dan menoleh kearahku. Dia menatapku dan berkata "Terima Kasih".
Aku kaget, bingung, dan ketakutan. Apakah aku bermimpi? Karena baru saja aku mendengar dia berkata terima kasih. Suara itu terdengar pelan namun cukup jelas. "Oh tidak, mimpi aneh apa lagi ini"
Dia kembali berjalan, meninggalkanku dalam kebingungan dan ketakutan. Dia hilang ditelan kabut. Seketika semua menjadi gelap.
***