Alasan kenapa karakter utama dalam akun ini adalah iblis, karena ini berdasarkan sudut pandang orang lain di dunia nyata. Banyak orang cenderung menilai sesuatu hanya dari permukaannya, terutama dalam menilai orang lain. Ketika seseorang melakukan tindakan yang dianggap salah atau jahat, mereka langsung dicap sebagai iblis—sebuah simbol kehinaan dan keburukan mutlak. Namun, yang sering terlupakan adalah alasan di balik tindakan tersebut.
Tidak semua orang yang melakukan kejahatan melakukannya karena mereka ingin, tetapi terkadang karena keadaan memaksa mereka. Ada yang melakukannya demi bertahan hidup, ada yang terdorong oleh ketidakadilan yang mereka alami, dan ada yang bahkan tidak memiliki pilihan lain.
Namun, masyarakat sering kali hanya melihat hasil akhirnya tanpa peduli pada proses yang membentuk seseorang. Nilai objektif yang mereka pegang sebenarnya tidak sepenuhnya objektif—karena didasarkan pada standar moral yang mereka yakini benar, tanpa mempertimbangkan konteks di balik tindakan seseorang.
Pada akhirnya, konsep iblis itu sendiri bukan sesuatu yang mutlak. Yang disebut iblis oleh satu kelompok bisa jadi adalah pahlawan bagi kelompok lainnya. Apa yang terlihat jahat di permukaan bisa saja menyimpan sesuatu yang lebih dalam—rasa sakit, ketidakberdayaan, atau bahkan kebaikan yang tersembunyi.
Itulah alasan mengapa karakter utama dalam cerita ini adalah seorang iblis.