CheeseCake2128

"Ketika prinsip dan idealisme saling bertabrakan, maka lahirlah konflik. Bukan karena keduanya salah, tapi karena dunia jarang memberi ruang untuk keduanya berdiri berdampingan."
          	
          	- Clara Glovaska

CheeseCake2128

"Bagaimana kamu bisa memahami apa itu keadilan yang sejati jika kamu hanya melihat dari satu sudut pandang? Terkadang, untuk memahami sebuah kebenaran, kamu harus menyelami sisi yang kamu hindari."
          
          "Berjalanlah di antara mereka yang selama ini kamu anggap salah, dan lihatlah dunia dari mata mereka. Barulah kamu bisa benar-benar mengerti ... apakah keadilan yang kamu bawa selama ini memang adil."
          
          - Moon Goddess Lunatic (Artemis)

CheeseCake2128

“Apakah kita hanya menunggu untuk dilupakan, ataukah kita akan mengingat mereka yang meninggalkan kita di tengah jalan?”
          	
          “Jika hidup ini adalah sebuah naskah yang ditulis oleh tangan yang tak tampak, lalu ke mana kita pergi ketika Dia berhenti menulis? Apakah kita akan terus hidup, atau hanya terdiam di antara baris-baris yang tak pernah selesai?”
          
          “Mungkin saja… kita akan terus berjalan, meninggalkan jejak di dunia yang seakan-akan terlupakan. Dan ketika waktu berhenti, apakah di luar sana ada yang akan membaca kisah kita, atau apakah kita hanya akan menjadi cerita yang tak pernah selesai?”
          
          - Griselda Naomi
          

CheeseCake2128

Ada beberapa orang nanya tentang novelku yang sekarang terbengkalai, “World Destruction itu tentang apa, sih?”
          
          Jawabannya agak panjang, karena sebenernya novel lebih mirip ruang curhat pribadi—tentang hal-hal yang sering muter di kepala aku, tapi nggak selalu bisa aku ungkapin langsung.
          
          Tokoh utamanya, Eliza La Giga, adalah seseorang yang terobsesi mencari kebenaran yang disembunyikan para dewa. Tapi kalau boleh jujur, Eliza itu ya aku. Dia adalah cerminan dari diriku sendiri, yang selalu bertanya-tanya tentang hidup, tentang alasan di balik semua yang terjadi, dan terutama... tentang keadilan.
          
          Aku sering banget mikir, kenapa hidup ini terasa nggak seimbang? Apa yang seharusnya kita kejar? Kenapa ada orang yang berjuang mati-matian tapi tetap menderita, sementara yang lain bisa hidup seenaknya tanpa pernah tersentuh akibat? Kenapa ada yang mati muda, padahal niatnya tulus, dan kenapa ada yang berbuat kejam tapi tetap dipuja? 
          
          Apakah kita hanya aktor dari sebuah drama hanya untuk menghibur Tuhan?
          
          Pertanyaan-pertanyaan kayak gitu yang terus menghantui, dan aku sendiri pun nggak pernah benar-benar dapat jawaban.
          
          Dari situ, aku mulai memperhatikan kisah-kisah hidup orang lain—yang unik, rumit, penuh luka tapi juga penuh makna. Baik itu kisah seorang pahlawan, penjahat, atau seseorang biasa yang punya pergumulan luar biasa. Dari mereka, aku belajar bahwa setiap orang punya prinsip, punya iman, punya alasan kenapa mereka memilih jalan tertentu. Dan kadang… dari situlah konflik-konflik bermunculan: ketika prinsip dan kepercayaan itu saling bertabrakan.
          
          World Destruction jadi satu-satunya cara aku merangkai semua itu. Lewat dunia fiksi, aku menulis ulang pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Perjalanan Eliza dalam kisah ini bukan hanya untuk menemukan kebenaran… tapi untuk mencari arti dari hidup itu sendiri. Hingga akhir dari segalanya.
          
          Kalau kamu baca dan ngerasa relate, mungkin, kamu juga lagi dalam perjalanan yang sama dengan aku.

CheeseCake2128

Kita diberkati sepasang mata yang mampu melihat banyak hal. Jadi, berhentilah menilai sesuatu hanya dari satu sisi.
          
          Apa yang tampak di permukaan tidak selalu mencerminkan apa yang tersembunyi di dalamnya—seperti lautan yang tenang di atas, tetapi menyimpan arus deras di kedalamannya.

CheeseCake2128

Alasan kenapa karakter utama dalam akun ini adalah iblis, karena ini berdasarkan sudut pandang orang lain di dunia nyata. Banyak orang cenderung menilai sesuatu hanya dari permukaannya, terutama dalam menilai orang lain. Ketika seseorang melakukan tindakan yang dianggap salah atau jahat, mereka langsung dicap sebagai iblis—sebuah simbol kehinaan dan keburukan mutlak. Namun, yang sering terlupakan adalah alasan di balik tindakan tersebut.
          
          Tidak semua orang yang melakukan kejahatan melakukannya karena mereka ingin, tetapi terkadang karena keadaan memaksa mereka. Ada yang melakukannya demi bertahan hidup, ada yang terdorong oleh ketidakadilan yang mereka alami, dan ada yang bahkan tidak memiliki pilihan lain.
          
          Namun, masyarakat sering kali hanya melihat hasil akhirnya tanpa peduli pada proses yang membentuk seseorang. Nilai objektif yang mereka pegang sebenarnya tidak sepenuhnya objektif—karena didasarkan pada standar moral yang mereka yakini benar, tanpa mempertimbangkan konteks di balik tindakan seseorang.
          
          Pada akhirnya, konsep iblis itu sendiri bukan sesuatu yang mutlak. Yang disebut iblis oleh satu kelompok bisa jadi adalah pahlawan bagi kelompok lainnya. Apa yang terlihat jahat di permukaan bisa saja menyimpan sesuatu yang lebih dalam—rasa sakit, ketidakberdayaan, atau bahkan kebaikan yang tersembunyi.
          
          Itulah alasan mengapa karakter utama dalam cerita ini adalah seorang iblis.