Dunia jaman sekarang emang selutchu itu.
Macem orang yg ngutang sm yg ngutangin, galakan yg ngutang. Hal yg sama ternyata berlaku jg di dunia tulis-menulis, di mana plagiator lebih galak daripada penulis korban plagiatnya. Mana bangga banget pula.
Jadi mikir, apa yg bisa disombongin dari karya hasil maling? Ngerampok kerja keras orang lain. Terus, dengan bangganya dipamerin dan nyebut itu hasil karyanya sendiri?
Naudzubillah. Semoga kita dijauhkan dari orang2 seperti itu, ya. Aamiin.
Buat temen2 yg ada mikir mau ngelakuin hal yg sama, inget aja, sih. Apa yg kamu tanam, itu yg akan kamu tuai. Hari ini kamu maling karya orang, besok2 hal yg sama bakalan kejadian di kamu jg, bahkan mungkin dengan cara yg lebih nyakitin.
Lebih baik kita dikenal sebagai penulis biasa, tapi selalu menghargai karya sendiri daripada terkenal lewat karya malingan. Karena ya, jauh dalam hati kita nggak ada yg benar2 bisa disombongin dari sana. Itu karena kita tahu karya itu bukan murni milik kita atau benar-benar kita yang membuatnya.
Inget juga, terinspirasi itu beda dengan plagiat. Dan, menghargai karya sendiri itu sama dengan menghargai diri kita sendiri. Kamu bangga dengan hasil plagiat sama saja dengan kamu meremehkan dan memandang rendah dirimu sendiri.
Salam semangat,
Chisha