Aku tertunduk. Tubuhku benar-benar lemas. "Buku itu memang milikku. Aku tidak tahu bagaimana ceritanya buku itu ada dalam tasmu. Malam itu, buku itu ada di meja booth dan—"
Dan? Lemas dan cemas pada tubuhku bersatu dengan kaget. Aku mengangkat wajahku saat menyadari Andaru menarik tubuhku, mendekatinya. Aroma parfum dan aroma tubuh lelaki itu menyatu dalam indra penciumanku. Sepertinya mataku akan melompat dari rongganya saat berserobok dengan mata lelaki itu. Jantungku pun sepertinya akan ikut melompat dan terjun ke dasar kolam di sana. Astaga!
Bukan hanya mata dan jantungku yang bermasalah, juga tubuhku ini, yang tiba-tiba tak dapat kugerakkan. Seperti tombol pause-nya mendadak eror. Dinginnya angin malam hari di Kota Liwa benar-benar kurasakan tatkala lelaki itu melakukannya. Apakah Andaru baru saja menyesap secangkir kopi susu? Rasanya ini seperti kopi susu. Sungguh. Aku tak bohong. Manis, hangat, dan basah.
"Dan, aku mencintaimu, Nahla." Andaru mengucapkan kalimat itu, menggerakkan bibirnya yang bagaikan rasa kopi susu itu.
[Maaf promosi di sini. Siapa tahu kamu tertarik pesan kopi, eh, maksudnya baca cerita ini. Sambil menunggu cerita lain update, nggak ada salahnya coba duduk di Andanan Coffee dan pesan kopi yang kamu mau. Terima kasih dan salam kenal]
https://www.wattpad.com/story/303419623