“Omong-omong, gimana perkembanganmu dengan Ika?”
“Perkembangan apaan. Sama aja kayak dulu.”
“Masa?”
“Embuhlah, Cil. Tanya aja sama Ika. Kalau aku sih masih suka, tapi dianya gitu. Tandus macam tanah di sini,” balasnya. “Mending nambang pasir sama Bapak. Lebih jelas hasilnya.”
“Oh, jadi situ mulai nyerah sekarang? Katanya fans Ika nomor satu.”
“Ya mungkin emang itu takdirku. Cuma jadi fans, nggak lebih.” Kebo mengisap rokoknya lagi. “Aku enggak kaya, Cil. Beda sama sampean. Kalau jadi pun, rasanya mustahil membahagiakan Ika kayak sampean membahagiakan Nina.”
“Entahlah. Bukannya munafik, aku emang punya privilege. Tapi bahagia atau enggak bukan kita yang menentukan,” bantahku. “Lagian, bukan aku yang kaya, tapi ayahku. Tahulah gimana keluarga Nina memandang keluargaku.”
https://www.wattpad.com/1512348634-obituari-arumdalu-6-gubuk-keluarga-bawang