"Pergi! Aku nggak butuh ucapan dari anak pembunuh!"
***
Ayah tiri Nina ditemukan tewas di hilir sungai yang melalui desa kami, dekat tambang pasir kepunyaan ayahku.
Maaf membuka kisah ini dengan kematian. Sejujurnya, aku pun ingin memulai dengan damai. Aku ingin saat libur kuliah, aku bisa pulang kampung, bertemu Nina, dan melupakan tugas akhir untuk sementara. Aku tak mau merusak suasana hati dengan menyampaikan kabar duka pada pembaca. Baik yang tersesat, maupun yang dengan murah hati bersedia membuka bab pertama.
Aku adalah Kancil yang lebih suka membantu Pak Tani memanen mentimun daripada merampasnya. Harusnya aku jadi bagian dari keluarga Bawang Merah dan Bawang Putih, andai Ayah tak mengacaukannya.
***
Well well well, ada cerita baru nih. Kalau kalian butuh asupan misteri dengan konflik yang berhubungan dengan sengketa lahan, percintaan, dan keluarga, silakan coba baca dan kalau mau, sekalian kasih tahu kesan pertama kalian.
https://www.wattpad.com/story/385501233-obituari-arumdalu