Hari itu seharusnya berjalan normal, suara riuh anak-anak yang pulang sekolah, tawa yang memenuhi tepi sungai, dan canda yang terdengar ringan. Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang tak terlihat oleh siapa pun.
Dimas, dengan senyum tipis yang selalu disalahartikan sebagai kepasrahan, kembali berada di tengah permainan kecil bersama teman-temannya. Tak ada yang menyadari bahwa senyum itu menyimpan luka, obsesi, dan kegelapan yang perlahan menunggu untuk meledak.
Ketika sore mulai berganti malam, tawa mendadak lenyap, berganti dengan jeritan yang memecah keheningan. Tragedi itu meninggalkan tanda tanya besar tentang siapa sebenarnya Dimas, dan apa yang ia sembunyikan di balik diamnya
Chapter 3 BLOOD IN SILENCE update!!
“Sunyi bisa mematikan, apalagi bila dibalut dengan darah.”
https://www.wattpad.com/story/400226639