Sempat hati aku iri dengan kebebasan yang hewan kecil itu miliki, dua sayap kecil di balut bulu-bulu tipis membawanya terbang ke atas pohon tertinggi, Hinggap. mengamati dunia dari mata bundar berwarna pekat, suara kecil memanggil mahluk sesama. Bermain sesaat lalu terbang kembali.
Sayap di kepak dua kali lebih cepat, terbang melewati puluhan bangunan. Bertemu dengan awan lucu dan menukik tajam kebawah; memacu adrenalin.
Burung yang bebas selalu berhasil membuat ku merasa iri. Kedua sayap tak bisa di lebarkan; sebab kandang besi membatasi gerakan.
Paruhnya yang kecil berbunyi, melantunkan lagu menyakitkan tentang bertapa rindunya ia terbang bebas.
Tertanda tangan
Manusia berjiwa bebas didalam sangkar.