NamIllegirl

Hay, Kak! Mampir ke ceritaku, yuk!
          
          Tubuh berukuran gemuk yang menyebabkan Tara terjerembab derita dunia. Gadis itu diperlakukan berbeda oleh sekitarnya seakan dia satu-satunya makhluk dengan kekurangan. Tapi, apakah pantas obesitas disebut sebagai kutukan? 
          
          Beruntungnya Tuhan masih menganugerahkan sekeping hati yang lembut kepada tubuh melar itu. Dirinya dalam kesabaran tidak pernah menimbun dendam orang-orang yang telah menghinanya. Senyum simpul manis yang menjadi topeng kuatnya didepan umum tidak pernah terlepas, namun hatinya menganga lebar diterjang sakit hati.
          
          Tara sempat ragu bisa mendapatkan cinta dalam hidupnya, namun Jodhi yang dunia ragukan indera penglihatannya memberikan seberkas sinar kepercayaan dalam hatinya. Tara sendiri tidak percaya jika Jodhi yang parasnya hampir sempurna dan merupakan idaman gadis ideal diluar sana bersikukuh mengikatnya dengan hubungan sepasang kekasih.  
          
          Akankah hubungan mereka berjalan menuju kebahagiaan selamanya ataukah goyah ditengah jalan karena godaan?
          Temani hati mulia Tara menemui arti setia!
          
          https://www.wattpad.com/story/254338884?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=NamIllegirl&wp_originator=Nl7pCEk5eUS5vWQJylmr2f3YASxDeVLMqPMKFOiQ9WiGf1ZGbXjQzryk1k4olhwNQi2sdFDp%2FhUmrgDgxTk3q6XpNEz395O%2B%2Fn1pFhZ2aN4PgpSv80ZKSVG8FDcMqIzI
          
          
          Jangan lupa untuk meninggalkan jejak sebanyak-banyaknya. Terimakasih.

Elzanes

"Yah udah, sekarang gue nanya kenapa kita keluar dari sekolah? Kenapa tiba-tiba lo mau cabut? Kenapa hari ini lo ngeselin? Kenapa lo berubah jadi cuek? Kenapa lo nggak peduli lagi ke gue? Kenapa lo harus jadi kakak gue? Kenapa, hah?!" 
          
          Antara sadar dan tidak sadar, beberapa dari pertanyaan itu adalah pertanyaan yang ingin Miya dengar jawabannya langsung dari Meron.
          
          Meron menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Membuat Miya terjungkal ke depan hingga Terbentur bagian depan mobil. Yah, disini memang sepenuhnya salah Miya, karena tidak kembali mengunakan sabuk pengaman setelah tadi ia melepasnya.
          
          "Aakhhh!" teriak Miya.
          
          Meron yang melihat Miya ke bentur dengan cepat menarik Miya menjauhi bagian depan mobil.
          
          Menyentuh kepalanya, Miya merasakan sakit tapi tidak sesakit yang dirasakan hatinya.
          
          "Sakit?" tanya Meron lembut yang melihat kening Miya berwarna ungu kemerah-merahan.
          
          "Miya, apa sakit?" tanya Meron lagi.
          
          "Miya?" panggil Meron disaat tidak ada sahutan dari Miya.
          
          Seketika Miya ngelag, sampai sebuah usapan menjalar di pipinya.
          
          Menelan saliva dengan susah payah, Miya tambah Ngadi-ngadi dalam berfikir. 
          
          "Miya?!" panggil Meron kesal sambil menyentuh luka Miya dengan sengaja.
          
          "Aakhhh sakit Meron!" 
          
          "Rasain, di lembuti nggak nyahut. Sampai akhirnya nyahut pas nih luka di sentuh." geram Meron menyentuh luka Miya kembali.
          
          "Aakhhh Bunda sakit!!" teriak Miya kesakitan.
          
          "Bunda nggak ada, cuman ada gue disini."
          
          "Uhk.. iikhss... iikhss sakit." rengek Miya manja seperti anak kecil.
          
          https://www.wattpad.com/story/238657361