Elmiele

          	Cuplikan Chapter 3 Ruan Who Loves Rain 
          	
          	
          	“Saya---Aruan. Mahasiswa magang. Dapat penempatan di divisi QC,” jawabnya.
          	
          	“Silakan duduk, Kak Aruan. HR akan memanggil.”
          	
          	Sekitar sepuluh menit kemudian, suara langkah berat terdengar dari arah koridor. Begitu Ruan melihat: jas rapi, ekspresi datar, otaknya langsung klik. Itu wajah di kios Bu Eni.
          	
          	Setidaknya ada sosok familiar di tempat asing ini, apalagi seorang kakak yang baik yang mentraktirnya risol.
          	
          	Refleks, Ruan berseru lantang tanpa pikir dua kali.
          	
          	“Kak Risoollllll!”
          	
          	Suara itu menggema di lobi kantor yang terlalu mahal untuk teriakan sekencang itu. Semua kepala sontak menoleh. Seorang resepsionis hampir menjatuhkan cangkir kopinya. Satpam yang duduk di meja depan refleks berdiri, seperti baru mendengar kata sandi darurat.
          	
          	Pria itu mematung. Printer di pojok ikut berhenti, seolah tahu diri.
          	
          	Ruan menurunkan tangannya, lalu menoleh sekeliling. 
          	
          	Hening.
          	

Elmiele

          Cuplikan Chapter 3 Ruan Who Loves Rain 
          
          
          “Saya---Aruan. Mahasiswa magang. Dapat penempatan di divisi QC,” jawabnya.
          
          “Silakan duduk, Kak Aruan. HR akan memanggil.”
          
          Sekitar sepuluh menit kemudian, suara langkah berat terdengar dari arah koridor. Begitu Ruan melihat: jas rapi, ekspresi datar, otaknya langsung klik. Itu wajah di kios Bu Eni.
          
          Setidaknya ada sosok familiar di tempat asing ini, apalagi seorang kakak yang baik yang mentraktirnya risol.
          
          Refleks, Ruan berseru lantang tanpa pikir dua kali.
          
          “Kak Risoollllll!”
          
          Suara itu menggema di lobi kantor yang terlalu mahal untuk teriakan sekencang itu. Semua kepala sontak menoleh. Seorang resepsionis hampir menjatuhkan cangkir kopinya. Satpam yang duduk di meja depan refleks berdiri, seperti baru mendengar kata sandi darurat.
          
          Pria itu mematung. Printer di pojok ikut berhenti, seolah tahu diri.
          
          Ruan menurunkan tangannya, lalu menoleh sekeliling. 
          
          Hening.
          

Elmiele

          Fiksi Baru : Ruan Who Loves Rain 
          
          
          
          Aruan Bumi Danastri, anak bungsu dari tiga bersaudara.
          
          Mahasiswa teknik semester tujuh dengan IP yang membuat dosen mengangguk dan bapaknya tidur nyenyak. 
          
          Orang bilang, "Ruan itu kalau senyum, harga gorengan naik. Kalau nyanyi, bikin orang lupa punya cicilan.
          
          Di luar kampus, ia gitaris tak resmi di warung rames Bu Sarmono---tempat gorengan dan tawa jadi mata uang yang paling stabil.
          
          Anak-anak kecil memanggilnya 'Mas Ruan', para bapak biasa minta bantu nyalain motor, dan Bu Sarmono sering berkata, "Ruan bawa rejeki. "
          
          Jenis orang yang kalau hilang sehari, kampung ikut sepi.
          
          ___
          
          
          
          Isaac hidup seperti jarum jam atom: presisi, tak pernah meleset.
          Setiap langkahnya adalah perintah, setiap napasnya sudah terukur.
          Ia tahu cara menata dunia tanpa banyak kata. Sampai suatu hari, Aruan datang.
          
          
          _____
          
          

Elmiele

          Cuplikan Chapter 6 Lesung & Elio:
          
          Sejenak, ia mengira sedang berhalusinasi. Elio tak mungkin di sini. Elio tak mungkin menantang hujan. Lesung menyeret kakinya, ragu apakah akan menyentuh bocah atau udara kosong. Jemarinya menyisir rambut basah itu---dan kali ini, Elio ternyata bukan fatamorgana. Sesuatu meledak dalam dirinya.
          
          "KENAPA HUJAN-HUJANAN?!" suaranya pecah, tenggelam oleh deru hujan. Tubuh Lesung menegang, mencoba menekan kesabaran yang selama ini ia tahan.
          
          Mata cokelat Elio berkilau di bawah langit kelabu, seperti lampu yang tak sengaja menyala. Kotak bekal terulur---jawaban paling sederhana bagi semua ribut di dadanya.
          
          "Buat Mas Lesung."

Elmiele

          cuplikan chapter 4:
          
          Tak lama, dari sisi gang pasar, seorang remaja ceking datang membawa panci berisi kacang rebus. Pandangannya langsung tertuju kepada Elio yang duduk diam.
          
          "Eh, mirip boneka." celutuknya lirih.
          
          Ia mencermati Elio, lalu pelan-pelan mencolek lengannya. Ia terlonjak ketika Elio mengedip.
          
          "Kok lucu."
          
          Elio menyeringai.
          
          "Halo, my name is Eko. How do you do?" Setelah hilang rasa terkejutnya, Eko mencoba menyapa meski kata-katanya patah-patah.
          
          "Ciao, sono Elio. Non sono un giocattolo, ci abito anch'io qui. E comunque, Kak Eko fa ridere."¹
          
          Eko melongo. Lesung yang baru tiba bahkan menjatuhkan air mineral.

Elmiele

Preview chapter 3 Kisah Lesung & Elio
          
          
          Pasar riuh dengan suara tawar-menawar dan klakson kendaraan, sementara Lesung bersiap kembali mengangkut barang. Tiba tiba, napasnya tertahan, seolah udara pasar semakin menebal.
          
          Mendadak jantungnya berdebar. Kelebatan sosok berambut keemasaan berlari kecil memasuki gerbang. Suara di sekeliling mereda. Lesung tanpa sadar melangkah lebih cepat, sampai ia berlari kecil untuk menyongsongnya.
          
          Dari kejauhan, rambut anak itu berkilau tertimpa cahaya matahari, berpendar di antara hiruk-pikuk, seolah menandai titik yang harus segera dicapai Lesung.
          
          Lesung berhenti di depan si bocah dengan napas tersengal---bukan karena kelelahan. Ia ingin menyapa, tapi lidahnya justru seperti dililit tali rafia. Lesung bermaksud merapikan poni si pirang, tapi tangannya terhenti di udara. Ia hanya bisa berbisik, "Eli---" Ratapan singkat itu adalah keluhan lega.

Elmiele

          Preview chapter 2 kisah Lesung & Elio:
          
          Udara pasar masih dibungkus kabut tipis yang menggantung rendah, mengaburkan warna kusam bangunan tua dan lapak-lapak kayu menjadi semacam lukisan buram. Aroma campur aduk antara tanah basah, sayur mayur, asap kendaraan, dan sisa embun di terpal plastik menguar dari berbagai sudut.
          
          Langkah kaki Lesung menggema di sepanjang setapak, melewati jalur sempit di antara deretan kios yang pintunya mulai berderak membuka pagi. Saban hari ia menjalani kegiatan yang sama.
          
          Lesung membenarkan posisi karung di punggungnya. Tubuhnya sudah terbiasa dengan beban. Para pedagang menyapa dengan candaan khas pasar atau teriakan singkat yang membumbung di antara hiruk-pikuk. Lesung membalas dengan senyuman. Ciri khas anak lelaki yang sudah lama tahu bahwa hidup tidak memberi banyak pilihan.

Elmiele

          
          Chapter Hello Leo Hyung akan terbagi dalam dua part karena muatannya padat. Untuk part 2 akan di up secepatnya.
          
          I just published "OUR STORY Part 9: Hello Leo Hyung pt 1" of my story "a Wonkyu Story : Cho & His Lion". https://www.wattpad.com/1236018102?utm_source=android&utm_medium=whatsapp&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=junet4&wp_originator=zlXCR40fdSoevgLzBdcneywSkJNLivsz7C4I%2FvTGvv0UxK78RGhr0ld8%2BRKLNdekKAg2R7lVMoEP0c5m%2F2hjOaC8%2FrVLXGoZt2cofRxTL40aUZPy2oj0n2tn80IN%2BTmA