EryrhtinaFlavescens

Aku mau spoiler lagi
          
          
          "Maaf, anda siapa?" Ia terperanjat kala perempuan itu tak mengenalnya. 
          
          "Aku abang kamu, Wu." 
          
          "Saya tidak memiliki keluarga dan saya hanya hidup sebatang kara bersama anak saya. Jadi, mohon segera pergi dari rumah ini." Lelaki itu semakin terperangah tak percaya. Perempuan itu adalah adiknya namun, ia malah mengusirnya. Ia tak mengerti mengapa semua itu terjadi. Hingga sebuah lengkingan dua anak kecil membuyarkan lamunan laki-laki itu. 
          
          "Bunda!" Serempak kedua anak kecil itu memanggilnya. Dan dari belakang keduanya berjalan seorang laki-laki dewasa dengan menenteng beberapa goodie bag yang entah apa isi dari goodie bag tersebut. 
          
          "Eh, kok pulang kesini?"
          
          "El minta ke rumah, bunda."
          
          "Paman siapa?" Pertanyaan dari gadis yang terkuncir kuda itu membuatnya tersekesiap. 
          
          "Paman. Ah maaf jika begitu saya permisi." Ucapnya dan menjauh dari rumah tersebut. 
          
          Tubuh Wurida luruh seketika saat lelaki itu pergi menjauh dan hal itu membuat dua anak manis tersebut berteriak kembali. "Bunda!"

EryrhtinaFlavescens

Mau ngasih spoiler dikit lah
          
          "Dania dulu temen aku, mas?" Ia hanya mengangguk. "Kok aku nggak kenal sama Dania?"
          
          "Dania orang yang tertutup. Sama kayak kamu tapi, yang membedakan disini Dania itu terlalu lembut dan kayak sutera sedangkan dirimu tegas dan juga memiliki segalanya. Kamu punya yang nggak dipunya Dania dan Dania punya yang nggak kamu punyai."
          
          "Apa itu, mas?"
          
          "Dania punya penyakit yang amat buat saya jungkir balik dan saya nggak mau kamu punya itu."
          
          "Tapi, aku punya trauma mas. Dan -"
          
          "Saya tahu trauma kamu dari bang Jayendra dan juga kak Ahsani tapi, itu semua masih bisa di sembuhkan. Tapi, Dania enggak. Dia memilih mempertahankan Elizabeth dibandingkan dirinya sendiri dan saya juga nggak tahu kenapa waktu Elizabeth kenal sama kamu dan juga Celyn saya jatuh sama kamu, Wurida."
          
          "Mas, misal kalau aku kayak Dania apa yang akan mas lakuin?"
          
          "Saya nggak tahu harus bagaimana lagi. Dunia saya hilang sepertinya."
          
          "Mas kamu tahukan, kalau di dunia ini nggak ada yang abadi?" Ia hanya mengangguk. "Mas, bersyukur aja sama Tuhan kalau itu semua adalah peringatan untuk kita bahwa setiap manusia pasti kembali ke sisi-nya. Dan satu lagi, aku berterimakasih sama kamu, mas. Karena kamu, aku bisa ngeruntuhin tembok yang selama ini aku bangun dan aku juga berterimakasih sama mbak Dania yang udah mau nerima aku. Aku tahu kamu belum bisa lupain mbak Dania, mas. Jadi, biarin aku nempatin ruangan lain dalam hati kamu, mas."
          
          "Terimakasih juga dari saya buat kamu, Wurida."