"Jelaskan padaku, apa aku tadi tak salah dengar?"
Mata Taehyung memerah, menahan amarahnya yang sedari tadi ia pendam.
Ia masih ingat betul, bagaimana kekasih yang selama tiga tahun bersamanya itu berpelukan dengan sahabatnya sendiri di depan matanya.
Ia juga tak cukup tuli untuk mendengar ucapan sahabatnya, yang mengatakan bahwa ia mencintai kekasihnya itu.
"M--maaf, Tae" Yoongi menunduk, merasa bersalah pada Taehyung yang sudah baik padanya selama tiga tahun bersama.
Taehyung menarik nafasnya panjang, lalu sedetik kemudian menampakkan senyum kotak khasnya. Di usap kepala Yoongi pelan, usapan sayang yang selalu ia berikan pada Yoongi saat ia sedang kesusahan.
"Aku tidak akan marah padamu, Yoon. Terimakasih sudah mau jujur padaku" Yoongi mendongak, menatap Taehyung yang masih tersenyum manis seperti hari hari biasanya.
Tapi, Taehyung yang tersenyum di saat seperti ini semakin membuat hati Yoongi terasa sakit. Merasa ia terlalu jahat pada Taehyung yang selama tiga tahun ini selalu ada untuknya. "Maafkan aku, Tae. Kau boleh menamparku, memakiku atau apapun. Aku brengsek, Tae" Tangis Yoongi pecah. Di tariknya tangan Yoongi hingga tubuhnya limbung di dekapan Taehyung.
"Bagaimana kalau aku memelukmu? Anggap ini pelukan terakhir yang kuberikan padamu" Perlahan, tangis Yoongi sedikit mereda. Merasa suasana lebih tenang saat ini, Taehyung melepaskan pelukannya dengan Yoongi. Di tangkupnya kedua pipi gembil Yoongi, di tatap lamat lamat kedua manik mata indah Yoongi.