Helene of Troya

Selalu dan selalu, 
          Saat manusia dipaksa melihat hal yang tak ingin mereka lihat, mereka akan menuding balik dengan wajah geram. 
          
          Semoga mereka segera sadar, betapa bodohnya mereka yang menyerang orang lain atas nama "pembaca setia" sementara author pujaan mereka cukup menggerakan jari menyuruh mereka menyerang orang lain. 
          
          Bagai pion konyol yang dikorbankan sementara sang Jenderal duduk tenang di atas kereta kencana, tertawa menikmati drama yang mereka rancang. 

Ku akan mulai membaca kembali.  

Jikalau kita tidak bersalah,  kurasa kita tak perlu bersusah payah membenarkan diri dan mencari dukungan dari orang-orang yang membutakan mata.
          
          Jelas-jelas meniru tapi malah play victim? 
          
          Sungguh kelakuan yang sangat terpuji dan terhormat ya. 
          
          Mereka yg terus menyemangati orang munafik,  sesungguhnya karena mereka juga orang munafik yang sejenis.  

Aku sudah diblok,  jadi ku tak bisa komen di sana.  Tapi kubaca sindiran buat aku,  yang mengajak penulis A dan penulis B nongki bersama di gelato. 
          
          Ku makin sedih membacanya.  Berarti mereka saling kenal dan berteman?  
          
          Lantas,  apakah karena berteman,  kamu boleh semena-mena mencuri,  ah,  maaf,  maksudku,  menjiplak karya teman sendiri?  
          
          Miris.  Teman makan teman.  
          
          Pakailah nuranimu.  Sadarlah. 
          
          Moral yg kudapat : Hati-hati memilih teman. 

Ku bukan orang yang dibutakan hanya karena terlalu mengidolakan.  Fanatisme berlebihan hanya menciptakan sekelompok orang bodoh yang bergerak berdasarkan nafsu dan emosi.  
          Boneka tak berotak yg menyerang siapa saja yg tak setuju dengan paham mereka.  

Ahhh... 
          Aku di block ya kakak?  
          
          Tak apa kak.  Aku juga gak akan baca karya hasil peniruan kok.  
          
          Luar biasa sekali pembelaan diri kakak.  Membenarkan diri dengan berbagai alasan.  
          
          Aku memang masih muda kak.  Belum banyak pengalaman.  Masih igiy kalo istilah kakak.  Tapi paling gak,  aku punya harga diri untuk gak meniru orang lain lantas malah merasa berbangga hati atas kelakuan buruk saya.  
          
          Rambut sama hitam sudah tidak berlaku lagi.  Sekarang,  karya sama hitam,  siapa meniru siapa,  tidak ada yang tahu.  Bukan begitu?  
          
          Makin paham kok kak.  Jangan khawatir kak. Aku sudah move on kok kak.  
          
          Selamat tinggal penulis mengecewakan yang bangga dengan hasil plagiat. 

Apakah baik membenarkan diri di saat kamu tahu kalau kamu mencuri?  

Ahhh...  Alasan klasik.  "Ide ini sudah lama ada. "
          Jawaban yang sudah terduga makin memperkuat keyakinan aku.  
          
          Menyesal sekali sudah pernah melihat cerita itu.

Akan sangat mengganggu bila seorang penulis membenarkan proses plagiat, Bukan apa-apa sih, penulis ini kelihatannya punya banyak pembaca, jadi kalau dia membenarkan diri, sepertinya dia sedang memberi pesan tersembunyi kepada pembacanya : 
          
          "Kalo mau plagiat tuh, mesti cerdik biar gak ketauan."

Historical Fiction,  tapi...  Isinya kok modern?  
          Siapa yang salah?  Aku yang salah lihat kah?  
          
          Tolong terangkanlahhhhh...  
          
          Ku beneran bingung.  Ku pernah bertanya tapi tak dijawab.  
           #lagibaca"perempuan yang bersembunyi dalam pelukan kematian"#