Hoseachel

"Kenapa aku harus marah ketika mengetahui aku bukan prioritas dia? Sejak kapan, kamu jadi prioritas dia padahal kamu tahu ada wanita lain yang jadi utamanya?"

Hoseachel

"Tuan Semesta Agung, Anila yang satu ini ada satu pinta."
          "Apa itu? Kalau bisa bantu saya wujudkan, saya beri apa yang kamu mau."
          "Tuan, boleh saya jatuh cinta lagi, tapi kali ini pada tuan?" 
          
          Sang tuan Semesta Agung terkekeh.
          
          "Boleh. Sini saya ijinkan kamu merasakan euphoria jatuh cinta lagi. Pegang tangan saya, ya? Nanti saya ajak kamu bahagia kembali. Jangan marah ya, kalau nanti kupu-kupu serasa berterbangan? Itu pipi puan sudah merona, saya suka, lucu." 
          
          

Hoseachel

"Aku mencintai mu tanpa tetapi. Sekali lagi, aku cinta kamu tanpa tetapi, tanpa ada pikiran takut bertepuk sebelah tangan. Tapi, perasaan aku ke kamu udah ada di tahap kalau kamu bahagia sama yang lain, okey, I can let you go."
          
          "Aku ini sebetulnya seperti apa di hidup mu, Rembulan?"
          
          Rembulan tersenyum, teduh sekali, cantik. 
          
          "Kamu itu singgah yang tidak bisa aku sanggah, Hersa. Yang setiap kali kamu melangkah, aku semakin patah."
          
          Huaaa maapkeun gabut ges.

Hoseachel

Halo, saya sedang sangat bosan, jadi keluarlah cerita ini, cerita yang sesungguhnya saya sendiri masih rancu soal alur. Duh! Tapi meskipun begitu, kalau tidak ada yang keberatan membaca cerita saya, saya akan sangat senang dan berterima kasih untuk itu. 
          https://www.wattpad.com/story/301862497?utm_source=ios&utm_medium=postToProfile&utm_content=share_writing&wp_page=create_story_details&wp_uname=Hoseachel&wp_originator=cGvweK%2FtbLfX%2BUHZGJmf30ljEVVWhP69fgstkQf1ymEMis%2BHyaIBXQMMDK76zXEctt7P%2FjKrpCj5vxASjgBb1gOFuPP%2BB6PV1y4eVhuXbf6WNxzbK2sfHgCU89hhiIV2

Hoseachel

Ini bener-bener random aja sih, isi pikiran lagi-lagi bersautan maksa buat dikeluarkan wkwk. Padahal udah janji, kalau saya berhenti nulis. Iya, gadis ini sudah pensiun soal tulis menulis. Kalau gegayaan sih, "menulis sudah bukan era ku lagi" yang sebetulnya saya sendiri pun tahu diksi-diksi yang tersulam itu tidak lekang oleh waktu. Sejujurnya, masih banyak kumpulan frasa-frasa saya yang tersimpan apik. Waduh! Kalau diingat, itu saya bikin dengan sedikit berlinang air mata di pelupuk. Pula dengan tangan yang tremor hebat membuat seakan-akan karakter-karakter tulisan bergetar. Untaian kalimat yang saya rangkai, kalau mau tahu, itu saya habiskan dengan banyak patah hati, gadaikan dulu kewarasan. Bah! Saya tidak baik-baik saja! Isi kepala saya maksudnya, terlalu ramai di tengah rumah yang sepi.
          

Hoseachel

Hari ini cukup berat. Atau hari-hari memang tidak pernah mudah? Entahlah.
          
          Ada satu tulisan ku yang terasa menggelitik, "Jadi, apa pinta mu puan? Bukankah dingin sudah merambati tulang?" Bisik sang anila pada insan yang tidak tahu sukmanya meluap kemana. "Apa yang bisa diharapkan dari manusia penuh mala ini wahai tuan semesta  agung, selain dari waras yang setitik lagi mulai terhapus?" Kekehan ringan terdengar setelahnya. Tanpa beban, tapi tersirat kesedihan. "Ah! Kau betul gadis muda. Coba tilik lagi dirimu itu. Menyedihkan." Sang remaja tersenyum, mengimani bahwa dirinya memang penuh retisalya. "Sialan kau! Kalau boleh, jika memang tidak keberatan, biarkan nabastala menangis kali ini, menjadi teman dari hamba ini yang patahnya tak terhingga." Hmm, petrichor dan heningnya; melankolia.
          
          "Waras yang tinggal setitik, mulai terhapus." Kalimat yang sangat-sangat relevan dengan banyak insan, kan? Termasuk yang menyulam frasa ini.
          

Hoseachel

Cantik itu perlu sekali, ya? Supaya bisa jadi prioritas. Aku cantik kok, cantik dengan kulit coklat, tubuh yang berisi dan juga sedikit pendek. Tapi menurut standar kecantikan, aku jelek. Jadi harus apa? Awalnya ngga peduli, tapi semakin dewasa ketika mau dicintai kamu harus cantik dulu. Kulit putih bersih, langsing dan juga glowing syarat utama sekarang. Ah menyedihkan. Bahkan ingin dibalas pesan juga lihat poto profil dulu, kalau cantik ya dijawab kalau engga yaudah dibiarkan. Sakit juga, ya? Ngga apa-apa, bikin standar kecantikan sendiri yu? Yang kita bebas merasa cantik dengan nyamannya kita. 

Hoseachel

Makasih banyak bagi yang terus support ceritanya, padahal cuman abal-abal ngga seberapa. Makasih yang udah apresiasi lewat vote dan komen. Ini ngga tahu lebay atau engga, tapi dukungan sesederhana itu aja emang beneran kerasa berarti banget .

perrrrrrmencoklat

@ Hoseachel  semangat terus ya kaaak ditunggu upnya lagi,semangaaat:)❤
Reply

Hoseachel

Hari-hari kian berat, ya? Mau menyerah tapi biasanya dihakimi orang-orang, padahal dibantu juga engga. Kenapa orang-orang yang mati bunuh diri harus ditangisi sedangkan selagi hidup ngga dikasih atensi? Kalau boleh menghilang, sudah melarikan diri saja lah ke ruang dan waktu yang tidak diketahui siapapun. Kata-kata motivasi juga nyatanya ngga mempan, malah membuat semakin benci diri sendiri dan dunia.