Hari ini cukup berat. Atau hari-hari memang tidak pernah mudah? Entahlah.
Ada satu tulisan ku yang terasa menggelitik, "Jadi, apa pinta mu puan? Bukankah dingin sudah merambati tulang?" Bisik sang anila pada insan yang tidak tahu sukmanya meluap kemana. "Apa yang bisa diharapkan dari manusia penuh mala ini wahai tuan semesta agung, selain dari waras yang setitik lagi mulai terhapus?" Kekehan ringan terdengar setelahnya. Tanpa beban, tapi tersirat kesedihan. "Ah! Kau betul gadis muda. Coba tilik lagi dirimu itu. Menyedihkan." Sang remaja tersenyum, mengimani bahwa dirinya memang penuh retisalya. "Sialan kau! Kalau boleh, jika memang tidak keberatan, biarkan nabastala menangis kali ini, menjadi teman dari hamba ini yang patahnya tak terhingga." Hmm, petrichor dan heningnya; melankolia.
"Waras yang tinggal setitik, mulai terhapus." Kalimat yang sangat-sangat relevan dengan banyak insan, kan? Termasuk yang menyulam frasa ini.