Suami Idaman Ibu
Bab 7-9
“Cinta Pitaloka?”
Suara yang cukup nyaring terdengar dari ujung ruangan, refleks membuat Nic menoleh. Kesempatan menyingkirkan tangan, perhatian Aurora juga teralih ke sana. Gerombolan wanita bertopeng tadi berdiri mengeliling sebuah meja dengan masing-masing memegang gelas.
Cinta Pitaloka? Cinta, PA-nya? Mungkinkah ada Cinta Pitaloka yang lain? Nic mencoba mencari celah untuk melihat sosok yang sedang dikerumuni, sama sekali tak tampak.
Entah apa jawaban yang mereka terima, tiba-tiba saja serentak menyiramkan air. Tidak terlihat perlawanan, tawa membahana menyiratkan kemenangan.
“Peringatan terakhir untuk lo. Jangan ganggu pria yang sudah bertunangan! Kalau masih nekat juga, pembunuh bayaran yang akan datang!”
~~~
Cerita lengkap tersedia di https://karyakarsa.com/InfiZakaria/suami-idaman-ibu-bab-7-9