_noonaawa_

hi berkenan mampir? jangan lupa tinggalkan jejak yaa❤
          
          Seolhwa cukup sembrono dalam menggunakan masa remajanya. Jika ia tak mengikuti saran temannya untuk mengunduh aplikasi dating itu, mungkin saat ini hidupnya akan jauh lebih tenang.
          
          ❝Kalau berciuman saja aku tidak mau, rasanya tanggung. Tapi jika kau memintaku untuk ku hancurkan seperti dulu. Dua puluh empat jam siap ku layani dirimu.❞
          
          https://www.wattpad.com/story/363250205?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=_noonaawa_

Lu_readmind

Permisi numpang promosi 
          —————————potongan singkat SINGLE FATHER NUMBER 225
          
          Davi sedang berusaha mengenakan kembali pakaiannya, dia terus mengumpat. Matahari belum muncul, aku menoleh pada jam dinding, masih jam tiga pagi ini terlalu pagi untuk berbenah.
          "Kam.." Suasana jadi sangat canggung. "Mmm..." Aku harus memulai dari mana? Davi terlihat marah dan terburu-buru aku tidak enak untuk menegurnya.
          Aku diam sejenak memperhatikan Davi yang terburu-buru. Aku menyelimuti tubuhku sambil bersandar di kasur. Aku menunggunya mengatakan sesuatu tapi dia seperti tidak mempedulikan keberadaanku "Davi," panggilku akhirnya.
          Dia menoleh lalu berjalan ke sebelahku untuk mengambil jam tangan dan handphone di nakas. Dia menarik nafas berat ketika mata kami bertemu pandang, caranya melihatku seperti orang putus asa. Aku masih menunggu reaksinya. "Jullie kita nggak pakai pengaman."
          "Iya.."
          Dia menelan ludah, menunduk sejenak, matanya memperlihatkan kegelisahan. "Jull. Maafin aku..."
          Tiba-tiba aku bisa membaca kemana arah pembicaraan kami. Semua yang dimulai dari maaf berakhir mengecewakan!
          "Ini salah banget! Aku harap kamu bisa ngelupain malam ini." Dia menatapku sungguh-sungguh.
          Aku tidak bereaksi.
          "Aku ingin kita sepakat bahwa tidak terjadi apapun di antara kita. Kita cuma menghabiskan malam bersama. Tidak ada rasa di antara kita, benar?"
          Aku menggigit bibir bawahku, menahan amarah dan air mata yang ingin kutumpahkan detik itu juga. Rasanya ingin berteriak untuk menjawab pertanyaannya tapi dia tidak butuh responku, dia menganggukan kepala singkat lalu berpamitan pergi.
          ———————kalo mulanjut bisa mampir https://www.wattpad.com/story/311846801-single-father-number-225

wandawara

Mampir yuk kak
          
          https://www.wattpad.com/story/392636942?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=alenaaaaslo
          
          Ada banyak cerita lain juga di karyakarsa akumurah meriah
          
          https://karyakarsa.com/Strawberrycream/lyra-958012
          
          Emran berlutut di depannya, merenggangkan kedua kakinya perlahan, ia tahu tak ada yang bisa disembunyikan lagi.
          
          Jari Emran menyusup ke balik kain celana dalamnya, akhirnya menyentuh bagian yang sudah basah. Aruna tersentak. Kepalanya terlempar sedikit ke belakang, dan satu tangan refleks mencengkeram sisi meja. “Oh…aa-ahh…”
          
          Jari itu tidak hanya menyentuh. Ia mengusap. Perlahan, memutar, lalu menekan dengan irama yang belum pernah Aruna kenal sebelumnya. Ia bukan hanya merasa disentuh. Ia merasa dieksplor. Dibaca. Dibuka seperti buku yang baru pertama kali dibaca seseorang yang benar-benar ingin tahu isinya.
          -
          "Aku ingin menjilat semua bagian tubuhmu," katanya pelan.
          -
          Dan tanpa peringatan, Emran menghentak miliknya keras.
          
          Aruna menjerit kaget—keras, panjang—karena itu langsung menembus hingga ke dalam, tanpa transisi, tanpa pengantar. Satu dorongan brutal, dan dinding sempit di dalam tubuhnya langsung terasa penuh.
          
          “Ah—aaah—itu… itu—”
          
          https://karyakarsa.com/Strawberrycream/lyra-958012