Sebuah catatan hitam dari seorang pemuda yang ingin disebut namanya sebagai Jafar Si Pejalan. "Aku adalah seperti apa pikiranku." Begitulah bunyi kalimat yang menjadi andalan Jafar si pejalan. Idealismenya terlalu tinggi, sehingga ia memegang prinsip tak mau menjadi baut dari sebuah mesin yang besar. Karena kesombongannya dan sering tak mengikut sertakan Tuhan di kehidupannya, teguran cinta itu pun datang kepadanya.
Semua hilang, usaha bangkrut, pendidikan tak selesai, orang tua bercerai, rumah dijual, kendaraan semuanya di jual, hutang sana, hutang sini, dan yang paling sedih adalah ibunya . . . , karena perekonomian mereka sangat menurun. Hal ini membuatnya merasa tak ada keinginan, harapan, impian, dan tujuan lagi di hidupnya. Ia sangat sedih sekali dan hampir berputus asa mau Bunuh diri.
Jafar selalu menyendiri dan menjauh dari keramaian. Untuk ketemu teman-temannya saja ia takut dan malu. Padahal dulu, ia seperti orang bijak yang punya banyak kata-kata mutiara membangkitkan semangat teman-temannya. Setiap hari ia hanya merenungkan kehidupannya yang semakin terpuruk, menangis di kesunyian malam, dan bingung mau ngapain lagi di dunia ini.
Dalam perenungannya, di kegelapan kamar yang lampunya sengaja dimatikan, tiba-tiba muncul pikiran yang menyemangati. Seperti ada yang berbicara kepadanya ! . . . .
Akhirnya ia sadar tentang teguran Cinta yang menghampiri selengkapnya https://my.w.tt/zq44XuWkh4