JunaidiJunaidi336

Telah lahir  cahaya di benak malam yang mengekang gelap dari waktu , terbangun aku dari mimpi yang menenggelamkan setengah ingatan pada sadar melihat tubuh dibasahi keringat seakan lelah telah menjerat jiwa di bawah mentari  ternyata harus kuakui semua ilusi dalam mimpi aku meraba hp ku lalu kubuka kuliat wa lalu tak ada yang sedang aktif niatku ingin cerita tentang mimpi yang dewasa dimana aku berkata kata kepada seorang pemuda yang kulitnya putih ganteng orang nyaa, lalu ia diam menahan kata dengan pandang tak ada apa-apa aku pun pergi...tak lama kemudian dia yang iba datang tiba-tiba menelusuri ku di badan jalan dan berhenti dalam dingin angin bermain dengan dedaunan seakan menggeletik dan menggoda mematikan gaya tak berdaya, dan ia berkata naiklah menatap dengan berkata baiklah baik sekali kamu ini... Terimakasih telah membantu. Sesampai di terminal aku langsung menemui bus yang hendak kutumpangi dan terlihat senyumnya yang Iklas jelas dan berkata aku pulang dulunya... Ia kataku... Kukenang detik itu aku terasa terharu , duduk diam dimobil itu lalu tiba berhenti sejenak makan - makan di resto dekat lembah berhawa dingin dapat kulihat awan menebal menyelimuti pucuk gunung aku mual uak uak... Karena pandangan ku dihalangi oleh seorang banci yang sok sexsi berkudis dikaki nafsu makan kita pergi tak tahan lagi karna ia semakin mendekat maka semakin jelas tercium aroma baiknya dan kasat mata nanah mengalir di celah-celah bisulnya, baju warna merah terlihat hitam dekil  tak terurus... Tak ada yang bisa dinikmati...( Bersambung?

JunaidiJunaidi336

Telah lahir  cahaya di benak malam yang mengekang gelap dari waktu , terbangun aku dari mimpi yang menenggelamkan setengah ingatan pada sadar melihat tubuh dibasahi keringat seakan lelah telah menjerat jiwa di bawah mentari  ternyata harus kuakui semua ilusi dalam mimpi aku meraba hp ku lalu kubuka kuliat wa lalu tak ada yang sedang aktif niatku ingin cerita tentang mimpi yang dewasa dimana aku berkata kata kepada seorang pemuda yang kulitnya putih ganteng orang nyaa, lalu ia diam menahan kata dengan pandang tak ada apa-apa aku pun pergi...tak lama kemudian dia yang iba datang tiba-tiba menelusuri ku di badan jalan dan berhenti dalam dingin angin bermain dengan dedaunan seakan menggeletik dan menggoda mematikan gaya tak berdaya, dan ia berkata naiklah menatap dengan berkata baiklah baik sekali kamu ini... Terimakasih telah membantu. Sesampai di terminal aku langsung menemui bus yang hendak kutumpangi dan terlihat senyumnya yang Iklas jelas dan berkata aku pulang dulunya... Ia kataku... Kukenang detik itu aku terasa terharu , duduk diam dimobil itu lalu tiba berhenti sejenak makan - makan di resto dekat lembah berhawa dingin dapat kulihat awan menebal menyelimuti pucuk gunung aku mual uak uak... Karena pandangan ku dihalangi oleh seorang banci yang sok sexsi berkudis dikaki nafsu makan kita pergi tak tahan lagi karna ia semakin mendekat maka semakin jelas tercium aroma baiknya dan kasat mata nanah mengalir di celah-celah bisulnya, baju warna merah terlihat hitam dekil  tak terurus... Tak ada yang bisa dinikmati...( Bersambung?