Aku dapat kabar dari Nada dia mengaku akan sesuatu yang menurut orang lain adalah hal yang sangat bodoh.
"Kemarin lusa aku nekat menghubunginya. Sore tadi kami kembali bertukar suara. Aku rindu, maaf. Padahal terakhir kali aku memakinya, tapi kenapa hatiku masih menginginkannya."
"Yang kamu mau darinya apa? Benar ingin dirinya? Atau sebenarnya ucapan maaf yang tulus, bahwa dia benar-benar menyesal telah merusak mentalmu Nad?"
Nada diam, dia tak menjawab.
"Nada, silahkan lakukan apa yang kamu mau. Apa yang menurutmu membuatmu puas. Tapi kamu sendiri tahu apa resikonya. Jangan mati."