K_ambara17

Kadang, saya penasaran. Kalau suatu saat orang tua saya tahu tentang apa yang sudah saya lewati seorang diri di usia sebelia itu, apa mereka akan percaya? Kalau suatu saat mereka paham tentang ketakutan yang saya jalani bertahun tahun dari semenjak saya begitu belia, apa mereka juga akan sedih dan merasa bersalah? Kalau suatu saat, kedua orang tua saya tahu perihal trauma dan perasaan tidak berharga yang sudah saya pelihara selama puluhan purnama, apa mereka akan mengerti arti di balik sikap dingin, tertutup, dan kerasku selama ini?
          	Dari dulu, saya sudah janji sama diri sendiri, saya nggak akan pernah mau cerita semua itu ke orang tua saya tentang perkara lalu yg selalu bikin saya nangis tiap kali mengingatnya. Saya janji sama diri sendiri kalau yg akan tahu rahasia menyakitkan itu cuma saya, Tuhan, dan orang yg akan jadi pendamping saya. Sampai saat itu tiba, saya masih harus bertahan sedikit lagi. Saya masih harus menghabiskan malam-malam dengan tangis sunyi itu lagi sendiri. Sampai saat itu tiba, saya hanya akan melukiskan semua itu secara tersirat dalam cerita-cerita yg ada di sini. Sampai saat itu tiba, saya masih akan sembunyi di antara baris kata, titik dan koma.

K_ambara17

Kadang, saya penasaran. Kalau suatu saat orang tua saya tahu tentang apa yang sudah saya lewati seorang diri di usia sebelia itu, apa mereka akan percaya? Kalau suatu saat mereka paham tentang ketakutan yang saya jalani bertahun tahun dari semenjak saya begitu belia, apa mereka juga akan sedih dan merasa bersalah? Kalau suatu saat, kedua orang tua saya tahu perihal trauma dan perasaan tidak berharga yang sudah saya pelihara selama puluhan purnama, apa mereka akan mengerti arti di balik sikap dingin, tertutup, dan kerasku selama ini?
          Dari dulu, saya sudah janji sama diri sendiri, saya nggak akan pernah mau cerita semua itu ke orang tua saya tentang perkara lalu yg selalu bikin saya nangis tiap kali mengingatnya. Saya janji sama diri sendiri kalau yg akan tahu rahasia menyakitkan itu cuma saya, Tuhan, dan orang yg akan jadi pendamping saya. Sampai saat itu tiba, saya masih harus bertahan sedikit lagi. Saya masih harus menghabiskan malam-malam dengan tangis sunyi itu lagi sendiri. Sampai saat itu tiba, saya hanya akan melukiskan semua itu secara tersirat dalam cerita-cerita yg ada di sini. Sampai saat itu tiba, saya masih akan sembunyi di antara baris kata, titik dan koma.

K_ambara17

Saya sepertinya harus lebih banyak bicara lagi dengan diri sendiri. Menulis adalah salah satu medianya. Dan menulis sekali lagi, juga masih tentang kepasrahan, penyerahan, tanpa perlu ada pengakuan. Mungkin di saat itulah, saya akan menemukan diri saya lagi, yang lama tidak diajak berbagi, yang lama tidak disinggahi

K_ambara17

Manuskrip terbaru sepertinya harus saya tunda dulu sebentar lagi. Masih ada satu manuskrip lama yang belum tamat, masih saya gantung ceritanya. Saya akan terlebih dulu menyelesaikan yang satu itu. Kasihan juga sama tokohnya yang sudah lama nggak ditengok ಥ⁠‿⁠ಥ

K_ambara17

@Brown_ish21 terima kasih buat semangatnya, Kak (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
Reply

Brown_ish21

@ K_ambara17  semangat lanjutin ceritanya yaa, ditunggu nih
Reply

K_ambara17

Saya berdoa lagi untukmu hari ini, kemarin, kemarinnya lagi, dst.
          Bukan karena keinginan saya, ini kehendakNya makanya saya bisa berdoa untuk kamu. Satu hal penting yang kemudian Tuhan suruh saya minta untukmu: Semoga hatimu diteduhkan.
          
          Saya berharap Tuhan masih akan berkehendak lagi, membuat saya berdoa untukmu. 

K_ambara17

Hey, it's been a long time. Apologize for suddenly interrupting your timeline traffic.
          After a long consideration, I finally decided to change my pen name for both professional and personal reasons. Already found the good one (I guess).
          
          I hope you guys won't get confused as you finally see my wattpad and IG account's name are changed. They're still the "old me", the author and a friend whom you used to be called 'Li'.
          
          And finally, if you feel a bit awkward about my new pen name, you can still call me with my old pen name. It's totally okay and I'm happy about it cause it's a sign that you're actually one of the reader and an old friend who have been familiar with me and my works for quite a long time.
          
          Dan saya mau bilang terima kasih sebanyak-banyaknya karena sudah membersamai saya begitu lama berkarya dengan nama pena yang sebelumnya :) walaupun nama pena berubah, tapi karya-karya saya masih akan tetap mengusung gaya-gaya yang sama, Kok. Kamu bisa tetap menemukan "saya yang lama" di sana, nggak berubah :)
          
          Beberapa hari ini ada lagi teman-teman pembaca baru yang memutuskan follow akun ini. Terima kasih banyak. Selamat datang, dan jangan kaget ketika kamu lihat nama di akun ini tetiba berubah hahaha. Sekali lagi, salam kenal yaa.
          
          Sekali lagi, alasan mengganti nama pena yg paling utama,  adalah alasan profesional. Tidak ada hal buruk atau hal-hal aneh yang melatarbelakangi penggantian nama pena ini. I'm totally fine and in a very good condition, Alhamdulillah 
          
          (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡ Last one, saya hanya berharap nama baru ini bisa menghantarkan doa-doa baik untuk karier menulis saya ke depannya.
          
          Happy weekend dan sehat-sehat buat kalian semua.
          
          Xoxo
          
          K. Ambara
          

K_ambara17

@quinsharaishita_  wkwk klo yg itu berarti ganti status sekalian dong LOL
Reply

quinsharaishita_

@ NonaLi17  Aku kira udah ganti NyonyaLi (*´∀`*)
Reply

userjuser111

novel diatas rasa apa masih bisa diorder?

userjuser111

baik makasii ya kak akan ku order abis gajian nnti hihii
Reply

K_ambara17

@userjuser111 Halo, Kak. Bisa. Langsung bisa diorder di market place kayak toko oren yaa
Reply

K_ambara17

Lewat Chris dan Fara, saya berlajar memaafkan masa lalu serta kesalahan-kesalahan orang terdekat, berdamai dengan diri sendiri. Lewat Hasta dan Naya saya belajar menerima kekurangan, belajar mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Lewat Gelora, Brenda, dan Andini, saya belajar melupakan masa lalu serta mengikhlaskan seseorang yang memang bukan milik kita. Lewat Wika dan Sara, saya belajar untuk tidak melulu bergumul dalam sepi, jangan lupa kalau kita masih punya sahabat-sahabat setia yang nggak akan ninggalin kita di saat senang ataupun susah. Dan Lewat Sandhya dan Rendra, saya pun belajar tentang menghargai sebuah kelana, belajar menjadi pejalan yang akan menemukan banyak makna kehidupan dan akhirnya mengenal siapa diri ini sebenarnya.