EnVersion

Aku meneguk ludah saat kembali merasakan sakit karena ditinggalkan. Tidak ada yang baik-baik saja sebab perpisahan. Dan ia telah membantuku untuk menelaah setiap kejadian dalam kehidupan. Mana peringai tulus dan mana yang tidak. Mana peringai yang peduli dan mana yang sebenarnya hendak menyakiti. Semua hal telah diajarkan olehnya. Ia selalu berhasil membuka mataku dan membuatku yakin untuk mempercayainya. Sampai masa itu, aku tidak percaya lagi dengan kalimat yang menyatakan selalu ada. Karena terlepas dari itu, aku, kamu, dan kita semua adalah semata-mata tetap milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. 
          
          Aku beranjak dari tempat tidur, menyibak gorden yang kini memperlihatkan keramaian kota di malam hari dari ketinggian 60 lantai. Aku menyukai ketinggian, karena dengan begitu aku berharap bisa semakin dekat dengannya. Meski hanya dalam balutan pelukan yang semu tetapi aku percaya, angin malam yang menelisik kulitku adalah ia yang menghampiri untuk melepas rindu. 
          
          Tepat dua tahun setelah hari itu, tepat dua tahun kami sama-sama meninggalkan dalam artian yang berbeda. Tatapanku kembali menerawang ke atas langit. Membayangkan wajah itu dengan senyum pesonanya. Senyum yang memenangkan dan menyenangkan di waktu yang bersamaan. 
          
          Li, bagiamana jika aku mengunjungimu di sana?
          
          ... 
          hey, Dear. izin promosi ya, siapa tahu nyangkut  makasih banyak-banyak 
          
          https://www.wattpad.com/story/220892297?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=reading&wp_uname=EnVersion&wp_originator=a8l%2BW%2FDln5qPTaodX4%2FFA925yvlNAfg%2BpH1afzZjFUm7LExzBM0egAZXVNxkS%2FbIqN99Bl2sYiroUvap5%2BJ3p%2FauGb5bvvRjg%2FFgxbRXmrMn9DYanMzLNJ02GKGQNbgk
          
          

idsexy

KegateLan
          High 51# Romantis 
          
          Yg d tunggu2 Suda d up...
          Jgn lupa mampir!!!
          
          Part 51 (Proof??)
          
          Cuplikan adegan Ali dan Haikal :
           DEG!!
          
          Bagai di sambar petir, Ali terdiam saat Haikal menyebutkan kalimat terakhir di penjelasan barusan. Nafasnya tercekak seakan dia tidak mampu bernapas lagi.
          
          Tangannya Ali mengepal menahan getaran yang sangat hebat.
          
          Jantung? Jantung? Gak mungkin! Gak! Gak mungkin!
          
          Ali mencengkram kerah kemeja Haikal dengan dua tangannya yang kokoh. Tatapan Ali berubah marah.
          
          "JANGAN BERCANDA BANG! GAK MUNGKIN SISY SAKIT JANTUNG! GAK MUNGKIN BANG! IYA KAN BANG?"
          
          Haikal tidak bersikap melawan Ali pada saat ini. Dia tidak menjawab lagi pertanyaan Ali karena dia tahu kondisi psikis Ali pasti sangat kacau. Mendengar istrinya pergi entah kemana di tambah lagi dengan pemberitahuan kalau dia pergi karena sakit yang tidak bisa di sembuhkan dengan obat apapun. Membuat Haikal yakin seratus persen Sisy sedang kronis.
          
          "Sisy...," 
          
          
          Bagi siapa saja yg  mau membaca cerita ini boleh klik tulisan biru di ⬇ ini :
          
          https://my.w.tt/PiNaMbFMk4
          
          Dan yang mau baca PBB part 41 [Making Love ++] juga sudah up
          
          Mau Baper krn ini, baca ya ^^
          
          Yg penasaran baca klik tulisan di bawah ⬇ ini :
          
          https://my.w.tt/Q0NOSSGBI3