Wah, saya baru saja menjelajahi akun kamu. Sepertinya bukan cerita saya saja, ya, yang kamu plagiasi dengan hanya diubah judulnya dan dipublikasikan di sini?
Kamu tahu tidak, bagaimana saya bisa menyimpulkan itu? Jawabannya mudah, tiap tulisan cerita yang kamu unggah berbeda.
Entah saya harus merasa tersanjung atau malu saat tahu cerita saya kamu curi seperti itu. Mungkin keduanya. Tersanjung karena pembaca kamu memuji karya saya; namun malu karena bagi saya, tulisan saya pada tahun 2013-2014 itu... memalukan. Saya masih belum tahu cara menulis yang baik, belum tahu penggunaan tanda baca yang baik, 'alay' karena suka mencampuradukkan Bahasa Korea, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tidak baku. Padahal lebih indah ketika cerita itu hanya konsisten menggunakan satu bahasa, terlebih Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Begini, dik, (Karena saya yakin kamu lebih muda dari saya), sama seperti yang saya tuliskan sebelumnya, ayo berkarya sendiri! Tidak apa-apa tulisan kamu belum semumpuni penulis kondang negeri, tapi asalkan itu karya kamu sendiri, kamu akan tetap memiliki rasa bangga didalamnya.
Saya pun masih belajar, masih banyak kesalahan sana-sini, tetapi setidaknya saya belum pernah memplagiasi tulisan orang lain. Kalau terinspirasi jelas sering, tidak mungkin seorang penulis tidak memiliki idola dalam menulis dan terinspirasi cerita mereka. Namun, apa yang membedakan saya dengan kamu adalah bagaimana saya selalu memberikan kredit dari mana inspirasi saya berasal sekalipun hasil cerita yang keluar sama sekali berbeda.
Kamu tahu tidak, terima kasih kepada kamu akhirnya saya ingat dengan blog lawas yang sudah tidak pernah lagi saya urus dan akhirnya saya kunci. Biarlah itu menjadi kenangan saya sendiri.
Jika kamu masih memiliki hati (dan saya yakin kamu memang memiliki hati), saya ingin kamu mengunggah bagian baru dalam cerita kamu yang isinya adalah permintaan maaf kepada saya dan tolong sebutkan sumber aslinya. Saya tunggu.